Pasar Ikan Luar Batang, Kenyamanan Kelas Menengah versus Menguapnya Hak Kelas Bawah


Pasar Ikan Luar Batang, Kenyamanan Kelas Menengah versus Menguapnya Hak Kelas Bawah.....

Untuk siapa para pemimpin (baca: bukan pemimpi) dipilih rakyat? ya untuk rakyat, untuk kita, untuk aku, kamu, dia dan mereka.... KITA...

Lantas kenapa kemudian Gubernur DKI Jakarta, Pak Ahok tercinta, menggusur nelayan dan pedagang ikan kelas bawah di Pasar Ikan Luar Batang?

Demi keamanan, ketertiban, dan kenyamanan (K-3). K-3 siapa? ya K-3-nya kelas menengahlah... nggak mungkin kelas bawah.

Karena yang digusur, dari total 17 kali penggusuran, hanya mereka yang berkeekonomian bawah. Mereka adalah nelayan, pedagang, pekerja sektor informal yang mendiami kawasan-kawasan kumuh yang dianggap tak sedap bagi pandangan mata kelas menengah dan kelas elite.

Bagi kelas menengah dan kelas elite mungkin eksistensi mereka tak sedap dipandang mata, dan merusak wibawa Jakarta sebagai kota internasional metropolitan....

Namun bagi kelas bawah, ketidaksedapan itu adalah kenyamanan sekaligus hak hidup mereka yang patut diperjuangkan.

Karena Jakarta adalah untuk semua, untuk kita, aku, dia dan mereka yang punya hak sama untuk memperjuangkan hidup, memperjuangkan eksistensi dan memperjuangkan harga diri (untuk tidak dikatakan martabat)....

Mengapa hak bermartabat mereka, kelas bawah, itu tak dijaga dan dipelihara selaik dan sepantasnya hak beermartabat kelas menengah dan elite?

Apakah Ahok berani mengusur kafe-kafe dan kantor-kantor dadakan di kawasan elite Menteng yang sejatinya telah mengonversi residensial menjadi komersial?

Apakah Ahok berani menggusur rumah-rumah elite di Gudang Peluru yang sejatinya melanggar garis sempadan sungai (GSS) sebagaimana dia dengan gagah dan beringas meenggusur Kampung Pulo? Kenapa hanya sisi timur Ciliwung yang digusur sementara sisi barat dibiarkan nyaman?

Ini bukan tentang lovers versus haters, ini tentang bagaimana seorang pemimpin melayani warganya dengan adil....

*dari fb Hilda B Alexander

Baca juga :