Turki menjadi sorotan terkait pengungsi Suriah yang membanjiri Turki dan negara ini merupakan negara yang paling terbuka dalam menampung gelombang pengungsi Suriah.
Namun ada hal menarik di balik peristiwa yaitu meningkatnya jumlah pernikahan antara perempuan Suriah dengan pria Turki. Berdasarkan laporan yang dilansir Turkish Statistics Institute (TurkStat), pada tahun 2015 hampir 3600 pengungsi Suriah yang merupakan perempuan menikah dengan warga Turki.
Pada Ahad (3/4/2016), Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, mengatakan ribuan anak Suriah lahir dengan perlindungan dari pemerintah Turki dan mengatakannya sebagai, "Bagian dari keluarga kami."
Salah satu perempuan Suriah tersebut adalah Rabia Ali. Ia mengatakan pada Anadolu Agency (AA) bahwa tidak terlintas sama sekali sebelumnya bahwa ia akan menikah dengan pria Turki. Tetapi ia mengakui bahwa ia mulai untuk jatuh cinta.
Ali tiba di Turki setelah terjadi peperangan di Suriah dan mengajar bahasa Arab di Istanbul sebelum akhirnya pindah ke provinsi Batman dengan suaminya yang merupakan warga Turki, beserta kedua anak kembarnya.
Kisah pernikahan Rabiah Ali merupakan satu dari sekian ribu pernikahan antara pengungsi Suriah dengan warga Turki. Para peneliti kini mulai memikirkan dampak fenomena ini terhadap perubahan masyarakat Turki.
Ibrahim Soysuren, sosiologis Neuchatel University, Swis, mengatakan pada AA bahwa fenomena tersebut akan membantu pembauran antar dua budaya serta meneruskan migrasi pengungsi Suriah ke Turki.
Soysuren mengatakan bahwa hal ini bergantung pada bagaimana Turki dan masyarakatnya beradaptasi. "Kita bisa mengatakan bahwa situasi ini merupakan kekayaan budaya saat ini dan seterusnya. Dampak secara sosiologis bergantung pada cara penanganan yang dilakukan pemerintah Turki dan rakyatnya." Ia menambahkan.
Soysuren berpendapat bahwa hidup berdekatan antara orang-orang Turki dengan pengungsi Suriah merupakan sebab utama meningkatnya jumlah pernikahan antara orang-orang Turki dengan Suriah. Hal tersebut akan meningkatkan keluarga Turki-Suriah beserta anak-anaknya di masa depan." Ia juga berujar, " Bahkan jika perang telah berakhir dan keadaan di Suriah kembali normal, migrasi dari Suriah ke Turki akan berlanjut untuk membentuk keluarga baru."
Penyebab lainnya ialah perempuan Suriah yang mengungsi dari perang juga mengalami masalah finansial. Pernikahan merupakan salah satu cara para pria Turki dalam membantu menyelesaikan masalah tersebut. (portalpiyungan)
Sumber: dailysabah.com