Banjir yang melanda Jakarta hari Rabu 21 April 2016 lalu, membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI kena semprot dari Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Ternyata Ahok marah bukan karena BPBD dianggap gagal mengantisipasi banjir yang merendam banyak pemukiman warga di Jakarta. Marahnya sang gubernur ternyata hanya gara-gara urusan twitter.
Rupanya, Ahok tak mau terkesan tak becus mengurus banjir. Oleh karena itu, ia ingin akun twitter BPBD tak hanya memberi info lokasi banjir, tetapi juga memberikan info daerah mana saja yang tak tergenang.
Gara-gara hal tidak substansial itu, Ahok bisa begitu naik pitam. Ahok kemudian menuding BPBD lebih cocok jadi Badan Penginformasi Bencana, ketimbang Badan Penanggulangan Bencana.
“Sudah kayak humas aja lu. Enggak bisa kayak gini kerjanya. Kalau sudah tidak tergenang mesti dilaporkan,” ujar Ahok mencak-mencak, saat rapat bahas banjir di Balai Kota, Jumat, 22 April 2016.
Ahok, yang bangga saat dijuluki gubernru Podomoro ini bahkan mengata-ngatai BPBD kurang ajar karena tak mengabarkan soal lokasi yang sudah tak tergenang paska banjir.
“Anda harus berani nge-tweet sudah tidak tergenang. Jangan kurang ajar begitu loh, bikin sesat semua,” damprat Ahok.
Perlu diketahui, di banjir Jakarta kemarin, Ahok tidak lagi menyalahkan kabel. Tapi kali ini dia menyalahkan rembulan karena menyebabkan air laut pasang, dan juga menuding anak buahnya melakukan sabotase. Karena dianggapnya tidak becus mengerti penataan air meskipun hampir semuanya bertitel insinyur.
Dia menyebut jajaran anak buahnya tidak mengerti soal penataan air. Padahal hampir semuanya berstatus insinyur.
“Saya minta di rapat ini jangan anggap saya sebagai Gubernur. Ikutin istilah kampung saya kalau bodoh nurut, kalau pinter ngajar,” kata Ahok ketika rapat penanggulangan banjir di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat, 22 April 2016.
Pernyataan Ahok ini, terkait dengan satu dari bawahannya, yakni Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi, dinilai tidak menjalankan perintahnya untuk menertibkan pemukiman di bawah tol, di kawasan Ancol, Jakut.
“Pak Wali kalau saya suruh usir orang itu, wah ngeyelnya. Kalau ada warga disitu (kolong tol), dipindahin dong, apa susahnya sih, kenapa Bapak enggak jalani?” kata mantan Bupati belitung Timur itu. (Baca: Damprat Anak Buah, Ahok Tuding Rustam Berpihak ke Yusril).
Sebelumnya, Ahok menuding ada sabotase atas banjir yang terjadi di Jakarta dengan temuan potongan-potongan kulit kabel di gorong-gorong sekitar jalan Merdeka, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu. Namun, tudingan Ahok ini ternyata tidak terbukti benar.
Bagi Ahok, pencitraan bahwa dirinya mampu bekerja dengan baik lebih penting ketimbang bekerja dalam diam dan sigap menanggulangi banjir.
Ternyata Ahok marah bukan karena BPBD dianggap gagal mengantisipasi banjir yang merendam banyak pemukiman warga di Jakarta. Marahnya sang gubernur ternyata hanya gara-gara urusan twitter.
Rupanya, Ahok tak mau terkesan tak becus mengurus banjir. Oleh karena itu, ia ingin akun twitter BPBD tak hanya memberi info lokasi banjir, tetapi juga memberikan info daerah mana saja yang tak tergenang.
Gara-gara hal tidak substansial itu, Ahok bisa begitu naik pitam. Ahok kemudian menuding BPBD lebih cocok jadi Badan Penginformasi Bencana, ketimbang Badan Penanggulangan Bencana.
“Sudah kayak humas aja lu. Enggak bisa kayak gini kerjanya. Kalau sudah tidak tergenang mesti dilaporkan,” ujar Ahok mencak-mencak, saat rapat bahas banjir di Balai Kota, Jumat, 22 April 2016.
Ahok, yang bangga saat dijuluki gubernru Podomoro ini bahkan mengata-ngatai BPBD kurang ajar karena tak mengabarkan soal lokasi yang sudah tak tergenang paska banjir.
“Anda harus berani nge-tweet sudah tidak tergenang. Jangan kurang ajar begitu loh, bikin sesat semua,” damprat Ahok.
Perlu diketahui, di banjir Jakarta kemarin, Ahok tidak lagi menyalahkan kabel. Tapi kali ini dia menyalahkan rembulan karena menyebabkan air laut pasang, dan juga menuding anak buahnya melakukan sabotase. Karena dianggapnya tidak becus mengerti penataan air meskipun hampir semuanya bertitel insinyur.
Dia menyebut jajaran anak buahnya tidak mengerti soal penataan air. Padahal hampir semuanya berstatus insinyur.
“Saya minta di rapat ini jangan anggap saya sebagai Gubernur. Ikutin istilah kampung saya kalau bodoh nurut, kalau pinter ngajar,” kata Ahok ketika rapat penanggulangan banjir di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat, 22 April 2016.
Pernyataan Ahok ini, terkait dengan satu dari bawahannya, yakni Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi, dinilai tidak menjalankan perintahnya untuk menertibkan pemukiman di bawah tol, di kawasan Ancol, Jakut.
“Pak Wali kalau saya suruh usir orang itu, wah ngeyelnya. Kalau ada warga disitu (kolong tol), dipindahin dong, apa susahnya sih, kenapa Bapak enggak jalani?” kata mantan Bupati belitung Timur itu. (Baca: Damprat Anak Buah, Ahok Tuding Rustam Berpihak ke Yusril).
Sebelumnya, Ahok menuding ada sabotase atas banjir yang terjadi di Jakarta dengan temuan potongan-potongan kulit kabel di gorong-gorong sekitar jalan Merdeka, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu. Namun, tudingan Ahok ini ternyata tidak terbukti benar.
Bagi Ahok, pencitraan bahwa dirinya mampu bekerja dengan baik lebih penting ketimbang bekerja dalam diam dan sigap menanggulangi banjir.