Hasan al-Banna dan Budaya Kritik


Oleh Hasmi Bakhtiar
Alumni Al-Azhar Cairo, S2 Lille Perancis

1. Baca-baca tulisan tentang budaya mengkritik dalam tubuh IM sejak awal berdiri. Ternyata warisan Albanna sangat mengagumkan dalam hal ini.

2. Bahkan saking terbukanya Albanna dalam menerima kritikan para kader, beliau sampai menulis seruan menyampaikan kritikan di majalah Al Manar.

3. Ketika beliau mengatakan tidak ada yang ma'shum selain nabi, beliau terdepan menjadikan dirinya objek kritikan di kalangan muharrik dakwah.

4. Bahkan tidak hanya dalam urusan IM sebagai organisasi, dalam hal ibadah dan keseharian pun beliau mempersilahkan kader menyampaikan kritikan.

5. Karen Albanna merasa banyak hal positif yang terdapat dalam setiap perbedaan isi kepala para kader.

6. Berbeda dalam fikiran, pengalaman dan gaya setiap kader merupakan khazanah yang mutlak dialami setiap organisasi besar.

7. Pernah Albanna dikritik seorang temannya dg begitu keras. Tapi Albanna membalas: Cinta saya kepada antum bertambah, karena mengkritik 'lillah'.

8. Albanna bukanlah Tuhan, beliau menghukumi sebuah kritikan dari konten, tidak pernah menghukumi niat si pengkritik. Ini yang kita sering lupa.

9. Ketika sebuah kritikan berisi kebaikan, walaupun datang dari lawan apalagi kawan, seharusnya da'i menerima dg lapang dada. Itulah tradisi kita.

10. Padahal kalau dilihat waktu itu, tidak ada diantara kader yang pangkatnya lebih tinggi dari Albanna.

11. Tapi tidak ada kader yang takut berpendapat karena takut dianggap tidak sesuai dengan selera organisasi. Perbedaan gaya menjadi hal yg indah.


Baca juga :