Fahri Tak Mau Khianati PKS


Jawaban Ksatria Fahri Hamzah Ketika Ditawari Masuk Partai Lain

Fahri Hamzah resmi dipecat oleh PKS. Surat pemecatan itu diteken oleh Presiden PKS Sohibul Iman.

Namun demikian, Fahri menegaskan tetap ingin berada di PKS dan bukan di partai lain.

"Saya adalah pendiri partai, dan sebelum itu, saya eksponen dari gerakan yang melawan otoritarianisme negara," kata Fahri dalam suatu jumpa pers di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, usai keluar SK pemecatan dirinya dari semua jenjang keanggotaan di PKS.

Fahri menuturkan bagaimana dia ikut mendirikan PKS (PK) demi demokrasi Indonesia.

"Saya pendiri, saya akan bersama kader untuk membangun partai ini, membesarkan, mempertahankannya dari orang-orang yang tidak memahami perjuangan ini," ucap putra NTB ini.

Lebih lanjut Fahri menuturkan:

"25 tahun yang lalu saya ikut ta'lim pertama di Mataram NTB, dalam gelap gulita keluasan negara orba. Lalu saya hijrah ke jakarta... ikut tarbiyah melintasi masa paling berharga dalam hidup saya. Menjadi aktifis masjid, aktifis mahasiswa, ketua umum KAMMI pertama dan deklarator PK. Ini kisah panjang Bersama PKS yang kami sebut juga Bersama Dakwah," ujar alumni UI ini.

Fahri tidak menampik bahwa ada tawaran dari partai lain untuknya. Tetapi, dia tidak mau buka-bukaan.

"Kalau saya jawab nanti ramai," ujar Fahri saat ditanya wartawan.

Pengamat politik Universitas Jayabaya Igor Dirgantara setuju jika Fahri Hamzah segera meninggalkan PKS dan merapat ke Gerindra, yang memang sejak awal menyatakan tegas sebagai oposisi.

Menurutnya selama ini sikap kritis yang kerap dilontarkan Fahri Hamzah merupakan suatu yang lumrah dalam kapasitasnya sebagai pimpinan DPR.

"Dan dari pada terus menerus dianggap duri dalam daging di kepengurusan PKS saat ini merapat saja dengan parpol lain seperti Gerindra," kata Igor dilansir Indopos (Jawa Pos Group).

Igor melanjutkan, pemecatan Fahri suatu kurang ideal dan tidak masuk akal, karena dia tidak terkena kasus hukum.


Baca juga :