SYIAH DAN PEMBEBASAN PALESTINA
Penulis: Hakimuddin Salim
Kandidat PhD Universitas Islam Madinah
Pasca KTT OKI kemarin, isu Palestina kembali mencuat ke publik Indonesia. Tak urung berbagai pihak ikut menyampaikan respon dukungan, apa pun motivasi dan ideologinya. Tentu ini sangat positif. Inilah yang namanya kemenangan nilai. Saat agenda yang kita perjuangkan, ikut didukung dan disuarakan lain barisan. Meski bukan kita yang dapat tepuk tangan.
Tak terkecuali barisan pro Syiah. Beberapa aktivis Syiah dan pendukungnya dari kalangan liberal ikut angkat suara soal Palestina. Statement-statement heroik dari mereka pun bermunculan. Sebagian malah meng-klaim sebagai donatur utama. Namun, apa benar selama ini Rafidhah (Syiah -red) lah yang membantu Hamas?
Beberapa hari yang lalu, saat acara Multaqo Dirosat 'Ulya di Madinah, Syekh Mahraan menegaskan fakta sebenarnya. Ulama muda asal Palestina itu mengatakan, bahwa Hamas selama ini memang terbuka menerima dana dan dukungan dari siapa saja demi pembebasan Palestina. Baik dari negara Barat, Komunis, apalagi Syiah.
Bahkan canda beliau, Syetan sekalipun kalau mau menyumbang dana, mereka akan terima dengan tangan terbuka. Tapi, semua itu tanpa ada syarat! Hamas akan menolak syarat apa pun dari donatur, terutama jika itu bertentangan dengan prinsip perjuangan dan nilai dasar Islam.
Seperti saat Iran menawarkan pembangunan sebuah masjid di Gaza. Mereka mensyaratkan masjid itu harus diberi nama Imam Khomeini. Tentu saja Hamas menolak syarat ini. Mereka tidak sudi Palestina menjadi ajang propaganda dan menarik simpati. Konon sampai saat ini, masjid tersebut tak kunjung dibangun.
Syekh Mahraan mengingatkan akan kebiasaan Syiah selama ini dalam meng-eksploitasi isu-isu yang menarik simpati publik. Seperti soal Revolusi Islam, anti Amerika, termasuk isu Palestina. Sebagaimana mereka telah sukses mengangkat tema cinta Ahlul Bait, meski 'Ali bin Abi Thalib RA dan segenap Ahlul Bait sendiri, baraa' (berlepas diri) dari mereka.
Tentu kita juga ingat, konflik antara Milisi Syiah Hizbullah dengan Zionis Israel di dataran tinggi Golan satu dasa warsa yang lalu. Saat itu Hizbullah mendapatkan simpati yang luar biasa dari dunia Islam. Bahkan Grand Syaikh Al-Azhar sempat menggelari Hasan Nashrullah (pimpinan Hizbullah -red) sebagai Mujahid Islam.
Namun seiring berjalannya waktu, sandiwara itu terungkap. Israel tak dirugikan apa-apa dari kontak senjata pura-pura itu. Malahan kini Hizbullah terbukti terlibat aktif membantu rezim Syiah Nushairiyah dalam membantai Muslimin di Syria.
Yang teranyar, soal uji coba rudal balistik milik Iran. Rudal itu bertuliskan "Israel Must be Wiped Out". Kita tunggu saja apakah rudal itu akan benar-benar menghantam dan meluluh-lantakkan Israel? Atau itu cuma "kura-kura dalam perahu" seperti biasanya?
Yang pasti, sejarah telah mencatat, pencetus dan pelopor utama ideologi Syiah adalah seorang zindiq bernama Abdullah bin Saba'. Ia seorang Yahudi asal Yaman yang menyamar sebagai Muslim untuk melakukan infiltrasi. Lantas dibakar hidup-hidup oleh Imam 'Ali RA sendiri karena bersikukuh menuhankannya.
Jika di zaman ini Rafidhah memusuhi bahkan menyerang Israel, itu jeruk makan jeruk namanya...