Respon Unik Santriwati Pesantren yang Dituding Radikal Oleh BNPT

[Santriwati membawa poster "Hallo BNPT... Haa Ana Dza (Hallo BNPT... Inilah Kami)]

Pernyataan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang menuding adanya 19 pesantren yang dianggap mengajarkan radikalisme mendapatkan respon beragam. Beberapa pesantren mengeluarkan pernyataan bantahan terhadap tuduhan BNPT itu, dan menganggapnya fitnah.

Tetapi respon sedikit berbeda muncul dari pesantren Al-Ikhlas Lamongan Jawa timur. Masuk dalam daftar 19 pesantren yang dituduh mengajarkan radikalisme, para santriwati pesantren di Lamongan itu turut bereaksi terhadap tuduhan itu. Mereka memberikan tanggapan terhadap pernyataan kepala BNPT melalui tulisan di atas lembaran kertas.

Ternyata, bukan hujatan dan ekspresi kemarahan yang dituliskan para santri Al-Ikhlas itu. Bahkan tuduhan BNPT itu dianggap sebagai ajang promosi bagi pesantren. Dalam sebuah tulisan berbentuk percakapan, seorang santriwati mengungkapkan keheranannya atas tuduhan itu kepada ustadznya.

Santriwati: "Kok bisa sih (dituduh radikal)? Padahal kita wanita-wanita anggun."

Ustadz: "Saya juga heran. Cuma kalau saya dan pengasuh sih menganggapnya bantuan mereka dalam mempromosikan pondok kita ini."

Santriwati: "Ya mereka (BNPT) suruh buktikan dari sisi mana kami dianggap radikal? Padahal kita di pondok belajar masak, jahit, handycraft, komputer, kebidanan, masalah rumah tangga seperti menambal panci bocor, mencuci bersih, hemat sabun, hemat air agar kita jadi ibu rumah tangga yang mengubah bangsa lewat anak-anak kami, yang dididik dengan baik. Terus kenapa mereka sebut kita radikal?"

Ustadz: "Mungkin karena kita belajar bela diri."

Santriwati: "Yah, capek deh. Itu kan biar kita bisa melindungi diri dari orang-orang jahat. Kalau bukan kita, siapa lagi? BNPT?"

Tuh, BNPT mau tanggung jawab lindungi akhwat? :D

*Sumber: kiblat.net


Baca juga :