BRUSSELS - Pelaku bom bunuh diri Brussels, Najim Laachraoui, ternyata pernah menjadi murid teladan di Institut de la Sainte Famille d'Helmet, sebuah sekolah Katolik yang berada di ibu kota Belgia. Hal itu terungkap lewat penuturan pengelola lembaga pendidikan tersebut, belum lama ini.
“Najim Laachraoui adalah seorang siswa yang sangat baik. Dia tidak pernah tinggal kelas,” kata Direktur Institut de la Sainte Famille d'Helmet, Veronica Pellegrini, kepada Reuters, Kamis (24/3).
Sumber-sumber keamanan di Belgia menyebutkan, Laachraoui (25 tahun) merupakan salah satu pelaku bom bunuh diri di Bandara Brussels pada Selasa (22/3) lalu. Sosok pria itu teridentifikasi lewat gambar CCTV yang dirilis oleh polisi.
Menurut Pellegrini, Laachraoui menimba ilmu di Institut de la Sainte Famille d'Helmet selama enam tahun. Lelaki tersebut menamatkan pendidikannya di sekolah itu pada 2009. “Kami tidak pernah lagi mendengar kabar anak itu sejak kelulusannya,” ujar Pellegrini.
Jaksa setempat mengatakan, DNA Laachraoui ditemukan di rumah-rumah yang digunakan oleh para pelaku teror di Paris, tahun lalu. Dia juga diketahui meninggalkan Brussels untuk berangkat ke Suriah pada Februari 2013.
Laachraoui melakukan perjalanan dari Hongaria ke Austria pada September lalu dengan menggunakan nama samaran Soufiane Kayal. Ketika itu, ia menumpang di mobil yang dikemudikan Salah Abdeslam, tersangka utama dalam serangan Paris yang ditangkap di Brussels, pekan lalu. (ROL)