Presiden Joko Widodo mengecam aksi teror bom di Brussels, Belgia, Selasa (22/3/2016). Kecaman Presiden Jokowi itu ditulis di akun Twitter miliknya.
"Mengutuk keras serangan bom di Brussels," tulis Jokowi di akun Twitter, @jokowi, Selasa malam.
Selain mengecam, Jokowi juga mengucapkan belasungkawa atas tragedi yang menimpa Belgia dan menyatakan Indonesia bersama Belgia.
"Duka cita mendalam untuk korban dan rakyat Belgia. Belgia, jangan takut! Kami bersamamu," tulis Jokowi.
Seperti diketahui, Selasa (22/3) pagi kemarin, ibu kota Belgia, Brussels dikejutkan dengan serangan teroris tiga ledakan bom beruntun. Waktu terjadinya tidak berselang lama, setelah dua ledakan terjadi di Bandara Zaventem, satu bom menyusul di stasiun kereta metro Maelbeek. Sampai saat ini dilaporkan 34 orang korban tewas.
Reaksi cepat Jokowi atas bom Belgia ini tak terjadi saat bom mengguncang Turki belum lama ini.
Hal ini yang membuat netizen bertanya.
"@jokowi Nah yg di turki nga keliatan ya pak... ada diskriminasi bahkan soal belasungkawa sekalipun," komen netizen @aja_pan.
Netizen Mely juga sama mempertanyakan, "@jokowi trus bom turki ga berduka cita?? Happened like few days ago lho!!!!" cuitnya di akun @faradillanovy.
Seperti diketahui sebelum bom Belgia ini, Turki diguncang ledakan bom di dua kota: Ankara dan Istanbul. Ahad, 13 Maret 2016, bom mobil mengguncang Ibu Kota Turki, Ankara, menewaskan 35 orang dan melukai lebih dari 100 orang lainnya. Sepekan kemudian, Sabtu (19/3/2016), bom mengguncang Istanbul menewaskan lima orang.
Presiden Jokowi pun dianggap pilih kasih dalam menebar kasih.
"Pilihkasih untuk menebar kasih kemanusiaan macam itu, nyelingkung dari semangat UUD 1945," komen netizen @nadzir_rizdan.
Ada apa pak Jokowi?
Padahal dulu Turki lah yang bantu Aceh saat melawan penjajah.
Turki juga yang membantu Indonesia (tentu dengan pola bisnis yang saling menguntungkan) yang dengan Kapal Listriknya memasok kebutuhan listrik di wilayah Indonesia timur dan pedalaman yang belum tersedia cukup listrik.
Turki juga sama-sama negeri dengan penduduk mayoritas muslim.
Jadi, kenapa pak Jokowi tidak memberi empati yang sama pada Turki?