"Umat Islam jangan terteror opini," begitulah pesan Dr. Adian Husaini dalam program rutin ULASAN MEDIA di Radio Dakta 107 FM, Selasa (1/3) pagi ini.
Komentar itu disampaikan Adian menanggapi media-media yang menyiarkan berbagai berita, bahwa setelah batalnya Ridwan Kamil mencalonkan diri, maka seolah-olah Ahok tidak akan terkalahkan.
"Yusril itu pendekar politik, pendekar hukum, dan pendekar silat. Ia satu daerah dengan Ahok. Yusril kenal jurus Ahok," kata Adian.
Menurutnya, Yusril bisa mengalahkan Ahok. Sandiaga Uno juga bukan orang sembarangan; susah dicari kelemahannya. Ditambahkannya, bahwa Adyaksa Dault pun punya potensi besar untuk memimpin DKI Jakarta dan kiprahnya dalam berbagai bidang sudah teruji. Dan mungkin juga akan muncul calon lain yang potensial.
Banyak orang Islam yang mampu menjadi gubernur DKI Jakarta. Kalau Yusril, Adyaksa, dan Sandiaga Uno berkolaborasi, maka insyaAllah menang! "Jangan kena teror opini, seolah-olah orang Islam tidak ada yang becus memimpin Jakarta!" kata Adian.
Pemerhati media ini menyarankan agar partai-partai politik yang tidak mendukung Ahok segera menentukan siapa pasangan calon gubernur dan wakil gubrenur DKI Jakarta. Setelah itu, mereka harus menyusun program dan langkah-langkah yang lebih baik dari program Ahok selama ini. "Umat Islam harus adil menilai Ahok. Kebijakan yang baik, harus diapresiasi. Tetapi kebijakan dan pemikiran yang salah harus dikoreksi," lanjut Adian yang bertahun-tahun aktif sebagai wartawan dan dosen ilmu jurnalistik.
Pemimpin Adalah Imam
Selanjutnya dijelaskan, bahwa dalam masalah kepemimpinan ada cara pandang yang berbeda antara orang Islam dengan orang sekuler-liberal. Orang Islam memandang pemimpin itu sebagai "imam", yang harus bisa menjadi panutan dalam keimanan, ibadah, akhlak, dan kebijakan. Adian menunjuk kitab "Siyasah Syar’iyyah" karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sebagai salah satu kitab yang baik dalam adab memilih kepemimpinan.
"Jadi, pemimpin dalam pandangan Islam itu tugasnya bukan hanya penarik pajak dan pembagi anggaran untuk makan, papan, sandang dan hiburan. Sebab, manusia itu beda dengan binatang," jelasnya. Jadi, tugas pemimpin dalam Islam adalah memimpin rakyat untuk selamat dan sejahtera dunia akhirat.
Meskipun masalah gubernur DKI Jakarta sangat penting, Adian mengajak agar umat Islam jangan melupakan agenda besar perjuangan mereka, yaitu "membangun peradaban Islam di Jakarta". "Siapa pun gubernurnya, jangan lupa agenda besar itu."
Di akhir acara ULASAN MEDIA Radian Dakta, Adian memberikan syarat untuk memenangkan Pilgub DKI Jakarta: "Niat ikhlas untuk berjuang, jangan untuk kemegahan diri dan kelompok, serta sungguh-sungguh meminta pertolongan Allah SWT." "Dan Ingat," lanjut Adian, "Doa orang-orang sholeh dan zuhud bisa mengalahkan segalanya!" Kunci kemenangannya, sekali lagi, adalah keikhlasan, kesungguhan, keteladanan, dan kecerdasan.
Program ULASAN MEDIA Adian Husaini Radio Dakta 107 FM adalah acara rutin tiap pagi (Senin-Jumat, pukul 06.30-07.00 WIB). Acara ini bisa diikuti juga melalui livestreaming www.dakta.com. Adian Husaini pernah menjadi wartawan di Harian Berita Buana dan Republika (1990-1997), dosen jurnalistik, dan penulis puluhan buku masalah opini dan pemikiran Islam. Sejak tahun 2003 hingga sekarang, Adian masih menulis rutin untuk program CATATAN AKHIR PEKAN ADIAN HUSAINI di Radio Dakta, yang saat ini sudah mencapai Catatan ke-414. Pada era 1990-an, Adian Husaini sudah mengasuh acara TEROPONG MEDIA di Radio Muslim FM, yang kini radio itu telah berubah namanya. *PR/IZ
Sumber: http://www.sharia.co.id/2016/03/dr-adian-umat-islam-jangan-terteror-oleh-opini/