Pemerintah Rekayasa Statistik Untuk Penuhi Target Kunjungan Wisatawan Mancanegara 2015?


Penulis: Sigid Kusumowidagdo

Dari sekian banyak target pemerinrtah yang gagal dicapai di tahun 2015 parawisata adalah bidang yang paling kita tidak perkirakan gagal karena:

1. Targetnya tidak terlalu tinggi yaitu 10,4 juta wisatawan (turis) mancanegara (bandingkan dengan Malaysia yang telah mencapai lebih dari 20 juta lebih), juga tidak terlau banyak dibandingkan pencapain tahun 2014 sebesar 9,73 juta turis.

2. Pemerintah baru saja memberi status bebas visa baru kepada lebih dari 90 negara (di Oktober 2015 sebanyak 47 negara dan 45 negara lain di bulan Nopember 2015). Dengan status bebas visa yang diberikan pemerintah sebelumnya maka sudah ada 174 negara diberikan status bebas visa. Patut kita hargai keberanian pemerintah sekarang untuk memberi status bebas visa kepada 90 negara lebih dalam 2 bulan.

Tetapi data turis murni yang berlibur di Indonesai itu menurut data Badan Pusat Statistik dan Kementerian Parawisata sampai Oktober 2015 sebesar 8,02 juta. Bulan Nopember ada 836,133 turis dan Desember 2015 986,339 turis jadi total kita jumlahkan 2 bulan akhir tahun 1,822,472 turis manca negara.

Total 2015 menjadi 9,84 juta. Ini peningkatan dari pada pencapaian tahun 2014 yang jumlanya 9,73 juta naik sekitar 100 ribu lebih di tahun 2015.

Tetapi pencapaian 2015 ini lebih kecil dari target kunjungan turis mancanegara yang ditetapkan pemerintah: 10,4 juta wisatawan.

TETAPI AKHIRNYA diumumkan hasil akhir 2015 jumlah wisatawan mancanegara menjadi melebihi taget menjadi 10,41 juta karena DITAMBAHKAN: (1) kunjungan pelintas batas negara sebesar 370,000, dan (2) 175,985 orang asing yang datang untuk bekerja sebagai konsultan tenaga ahli dsb, dan (3) 130, 555 yang datang untuk mengikuti pendidikan di Indonesia.

Kita sadar pencapaian target itu penting tetapi sebaiknya digunakan data yang sebenarnya tidak harus direkayasa. Dengan bersikap jujur, objektif pemerintah bisa mempelajari apa kekurangannya dan melakukan perbaikan yang sebenarnya.


Baca juga :