Kalau saja akibat dosa LGBT itu hanya ditanggung oleh pelakunya...


Ustadz Zulfi Akmal
Al-Azhar, Cairo

Kalau dosa LGBT itu hanya ditanggung oleh pelakunya, tidak ada akibat apa-apa kepada kita, kita akan biarkan mereka melampiaskan syahwat syetannya sesuka hati.

Tapi sunnatullah dalam kehidupan ini, bila Allah menimpakan azab kepada para durjana maka orang-orang tidak ikut berbuat kejahatan juga akan menanggung deritanya.

Apakah bila Allah mengguncang bumi seperti yang pernah terjadi pada kaum Nabi Luth, yang hancur rumah para pelaku LGBT saja? Yang jadi korban apa mereka saja?

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (Al Anfal: 25)

Selain itu, mereka juga tidak mencukupkan dengan para korban yang sudah ada. Melainkan terus mencari mangsa untuk mereka jerumuskan supaya berbuat seperti mereka.

Apakah tidak pantas bila para orang tua mengkhawatirkan nasib anak keturunannya nanti?

Apakah terlalu paranoid bila ibu-bapak cemas bila anaknya kena imbas najis menjijikkan itu?

Tidak cukup menjadi orang baik, tapi harus bisa menjadi orang baik yang memperbaiki keadaan. Paling kurang tentanglah perbuatan itu dengan tegas. Jangan berbasa basi dengan slogan-slogan kebebasan dan menghormati hak azasi.

Rasulullah tidak marah bila kepentingan diri pribadi beliau yang dijahili, tapi Rasulullah akan marah dan menentang dengan lantang bila hukum Allah yang diserobot.[]


Baca juga :