Hari ini, 9 Februari 2016 adalah peringatan Hari Pers Nasional (HPN).
Banyak yang memberi CATATAN terkait Hari Pers ini. Salah satunya adalah Sirikit Syah, seorang sastrawan Indonesia.
Berikut CATATAN HARI PERS yang ditulis Sirikit Syah di laman facebooknya:
#Catatanharipers
Dulu saya sebel banget sama Karni Ilyas yang ke-PD-an jadi host di ILC TVOne. Sampai aku sms produsernya: "Emang gak ada orang lain ya?"
"Banyak mbak, tapi dia news director, dia yang menentukan. Kalau dia memilih diri sendiri utk jadi host, lalu bagaimana dong?" begitu kira-kira jawabannya.
Menurut teori ilmu komunikasi, jurnalistik, broadcasting, public speaking, Karni Ilyas itu gak dapat semuanya: mukanya gak menarik, suaranya buruk, retorikanya terbata-bata/tersendat-sendat.
Orang boleh jelek dan suaranya tidak bagus, tapi at least kalau ngomong lancar, gak gagap gitu loh.
Nah, tapi lama-lama aku mulai suka. Mengapa? karena dia betul-betul menjalankan fungsi HOST.
Coba, mari kita bandingkan dengan Najwa Shihab. Karni Ilyas ini bertanya sedikit/pendek, dan memberi peluang pada yang ditanya (narasumber) untuk mengungkapkan semua jawaban/penjelasannya. Itulah yang ditunggu pemirsa di rumah bila nonton talk show. Jawaban narasumber. Bukan pertanyaan "cerdas" host, apalagi yang kepanjangan pertanyaannya, lalu ketika narsum menjawab sering dipotong-potong, dan dia ikut-ikutan jadi ahli/narsum dengan mengemukakan argumennya, atau malahan jadi interogator, yang tidak pernah puas pada jawaban narsum. Yang nonton capek, kesal, jengkel! Switch channel.
Nah, sekarang paham, kan, mengapa Karni Ilyas terpilih sebagai the best host pada perhelatan insan pertelevisian tahun 2015.
Era Najwa Shihab telah lewat.
Karni Ilyas mengingatkan saya pada Larry King, Barbara Walters, Oprah Winfrey, yang semuanya bertanya sopan, pendek, dan siap mendengar.
Bravo Karni Ilyas dan TVOne.
(Sirikit Syah)
https://www.facebook.com/sirikit.syah/posts/970261193055630?fref=nf
__
NB: Sirikit Syah (lahir di Surabaya, Jawa Timur, tahun 1960) adalah seniman berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui karya-karya sastranya berupa esai, puisi, dan cerita pendek yang dipublikasikan di sejumlah media massa. Sirikit Syah adalah salah satu akademikus di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya (STIKOSA) dan pendiri Sirikit School of Writing (SSW). [wikipedia]