Di dalam Universitas Indonesia (UI), ternyata terdapat organisasi atau komunitas bagi kalangan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di kalangan mahasiswa, mahasiswi, dan para dosen.
Organisasi itu tanpa malu-malu lagi mengibarkan nama Support Group and Resource Center On Sexuality Studies (SGRC) UI yang berdiri sejak 17 Mei 2014 lalu.
Organisasi tersebut memfasilitasi para LGBT untuk tempat berkumpul, bersosialisasi, dan curhat. "SGRC UI ini organisasi tingkat Kampus. Berdiri sejajar dengan organisasi di Kampus UI lainnya, seperti Mapala UI," kata Founder & Chairperson SGRC UI, Ferena Debineva di Kampus UI Depok, Jumat (22/1).
Ferena (24 tahun) menyebut SGRC UI lebih seperti study club. Yakni, berisi mahasiswa yang tertarik dengan segala hal tentang seksualitas. Lalu membahasnya secara ilmiah dengan gamblang. "Kini sudah ada sekitar 200 anggota LGBT," kata mantan mahasiswa Fakultas Psikologi UI angkatan 2008.
Antara Pelecehan dan Rasa Malu
Menurut Ferena, anggota SGRC UI membahas berbagai isu seksual lewat diskusi mingguan di grup media sosial (medsos). Lalu 'arisan' bulanan antar sesama anggota yang menyajikan berbagai tema bahasan seputar seksual, sampai mengadakan berbagai seminar tentang seksualitas.
Menurut dia, para kaum LGBT masih dianggap sebagai prilaku yang menyimpang. Kerap dilecehkan, jadi korban perundungan, serta sedikit wadah bagi mereka untuk mencurahkan isi hati.
"Itulah yang sampai saat ini masih dialami kaum LGBT sehingga membuat mereka merasa dikucilkan masyarakat," kata Ferena yang pernah aktif di Senat Mahasiswa Psikologi UI.
Sementara Roy, seorang mahasiswa Fakultas FISIP UI merasa malu dengan keberadaan SGRC UI dan bertekad bersama seluruh para mahasiswa dan para alumni UI saat ini sedang memerangi komunitas LGBT yang telah mencoreng nama baik UI.
"Keberadaan mereka sudah sangat kuat merasuk di kalangan mahasiswa UI, termasuk di Fakultas FISIP UI. Mohon dukungannya mencegah 'penularan' dan upaya kampanye LGBT untuk diakui eksitensinya," kata Roy.
'Pergerakan Kelompok LGBT di UI Itu Fakta'
Roy juga berharap, para orang tua sebagai lingkungan paling terdekat dapat menasihati anak-anaknya yang sedang kuliah di UI untuk berhati-hati dan dapat bersama-sama menolak keberadaan kegiatan LGBT di Kampus UI.
"Jika mungkin buat gerakan anti-LGBT secara berkelompok. Semoga UI berhasil memerangi gerakan LGBT yang sudah menjadi wabah dan sudah banyak memakan korban," kata Roy.
Diungkapkan Roy, berdasarkan informasi yang diperolehnya, kasus pembunuhan terhadap mahasiswa Fakultas MIPA UI, Akseyna Ahad Dori yang sampai saat ini tak terungkap diduga karena terjadi semacam keributan dalam komunitas LGBT yang melibatkan dosen Fakultas MIPA UI.
"Pergerakan kelompok LGBT di UI itu fakta. Mereka sekarang sudah terangan-terangan. Sambil menunggu kereta di stasiun UI mereka bersenda gurau secara terbuka dengan mesra. Dan juga kerap kongkow-kongkow di Taman Danau UI yang kerap berangkulan mesra tanpa canggung," kata Rina, mahasiswa Pascasarjana UI.
Sumber: ROL