Pusat Studi Urusan Israel – Palestina menurunkan analisis konperhensif terkait kejadian tahun 2015 dan mencoba memprediksi tahun 2016 dari sisi politik dan keamanan.
Masa Depan Jalur Gaza di Tengah Realita yang Rumit Sekarang
Persoalan Jalur Gaza dianggap Israel paling rumit, termasuk oleh Palestina sendiri. Adanya pejuang perlawanan Palestina di sana sebagai basis menjadikan wilayah Gaza selalu dipikirkan oleh penentu kebijakan politik Israel.
Karena blockade (yang telah berlangsung 8 tahun) dan kondisi rakyatnya yang penuh dengan krisis, Israel khawatir akan terjadi ledakan besar. Israel berusaha menghentikannya, perlintasan dari sisi Mesir (perlintasan Rafah) digunakan Israel mengekang terus. Sementara semua perlintasan sisanya dikendalikan Israel.
Namun Israel belakangan mulai mundur dari sikapnya dimana Hamas dianggap menggerakkan Turki untuk mengoperasikan pelabuhan apung di Gaza.
Israel bukan pemain sendirian di Jalur Gaza, ada negara-negara Arab seperti Mesir dan berbagai perbedaan pandangan di internal Palestina.
Persoalan Gaza bisa disimpulkan sebagai berikut:
Pertama, Israel menilai Gaza dikuasai oleh Hamas dan bisa meledak sewaktu-waktu karena itu mereka mengubah miliu politik tanpa melalui perang yang membebani secara biaya.
Kedua, Mesir menilai Gaza adalah wilayah Hamas dan harus dihentikan karena terkait peran Mesir di sini.
Ketiga, Otoritas Palestina paling risau dengan persoalan Gaza karena perbedaan pandangannya dengan Hamas. Kubu Dahlan (sempalan Fatah) masih membidik masa depan Palestina melalui sisi Gaza.
Keempat, Hamas menilai Gaza adalah basis eksistensi dan sebagai pertaruhan. Di sana Hamas berusaha bertahan hidup dan mencari solusi.
Menurut Pusat Srudi Urusan Israel – Palestina, meski situasi Gaza saat ini tenang namun tidak ada jaminan akan berlangsung lama. Dalam sejarahanya, kelompok pejuang di sini ketika dalam kondisi sulit maka chaos keamanan pasti akan mengancam Israel.
Sumber: infopaplestina.com