Kenapa Istri Nabi Luth Diazab? Karena Dia Ikut Mendukung LGBT


Tahukah kenapa istri nabi Luth mendapatkan adzab?

BUKAN karena dia ikut kelakuan kaum sodom yang homosex, tetapi yang ia lakukan adalah MENDUKUNG, memfasilitasi dan memuluskan rencana kaum sodom memuaskan hawa nafsu mereka dan mengkhianati nabi Luth.

Saat itu, Nabi Luth ‘alaihissalam mengajak penduduk Sadum untuk beriman dan meninggalkan perbuatan keji itu. Beliau berkata kepada mereka,

“Mengapa kamu tidak bertakwa?”– Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,–Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.–Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semeta alam.–Mengapa kamu mendatangi jenis laki-laki di antara manusia,– Dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Asy Syu’ara: 160-161)

Tetapi kaum Luth tidak peduli dengan seruan itu, bahkan bersikap sombong terhadapnya serta mencemoohnya dan menantang,

“Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” (QS. Al ‘Ankabbut: 29)

Akhirnya Allah SWT menurunkan azab kepada mereka.

“Maka ketika datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,–Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tidaklah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS. Huud: 82-83)

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan Nabi Luth dan keluarganya selain istrinya.

Jadi jika ada orang Islam tapi pro LGBT segeralah bertaubat.

"Sesungguhnya yang paling aku takuti (menimpa) umatku adalah perbuatan kaum Luth." (HR. Ibnu Majah)

LGBT adalah kemunkaran. Maka sikap seorang mu'min ketika ada kemunkaran:

Dari Abu Sa’id Al Khudri ra: ‘Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya, dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman” (HR. Muslim)

Baca juga :