Abu Bakar Muhammad bin ath-Thib bin Muhammad (950-1013 M) yang lebih dikenal dengan al-Baqillani atau Ibnu al-Baqillani diutus ke raja Romawi sebagai diplomat sekaligus pendebat, karena diketahui memiliki kecerdasan, kejeniusan, ketajaman analisis dan keluasan ilmunya.
Alkisah, suatu ketika kaisar Romawi yang juga seorang pastur mendengar kalau al-Baqillani akan bertandang ke istana kekaisaran Romawi. Dia lantas menyuruh para pengawalnya memendekkan pintu masuk ruangan kaisar. Tujuannya agar ketika al-Baqillani hendak memasuki ruangan, dia akan membungkukkan badannya, dan seolah-olah seperti memberi hormat kepada kaisar, agar terhinalah al-Baqillani di hadapan kaisar dan para pengawalnya.
Ketika hendak memasuki ruangan kaisar, al-Baqillani faham kalau ada tipu muslihat kaisar yang hendak memperdaya dirinya agar nampak hina. Seketika, ia segera berbalik arah 180 derajat, dan memasuki ruangan dengan mundur melalui pintu tadi. Dengan demikian, bukan al-Baqillani yang terhina di depan kaisar dan pengawalnya, namun merekalah yang justru dihinakan karena al-Baqillani mengarahkan duburnya ke wajah mereka saat memasuki ruangan melalui pintu yang dipendekkan itu. Melihat ulahnya itu, yakinlah kaisar kalau al-Baqillani memang cerdik lagi pintar.
Setelah memasuki ruangan, al-Baqillani tidak lantas memberi salam islami (karena nabi melarang kita memulai salam kepada ahlul kitab), namun langsung bertanya: "Baaaimana kabar kamu, keluarga, dan anak-anakmu?"
Mendengar itu, kaisar pun murka seraya berkata: "Apa kamu belum tahu bahwa kita (para pastur) tidak menikah, dan tentunya juga tidak berketurunan??!!"
Al-Baqillani lantas berseru: "Allahu Akbar! Kalian sucikan diri dengan tidak menikah dan tidak berketurunan. Namun kalian menuduh Tuhan (menikahi) Maryam, serta merendahkan-Nya dengan memiliki anak?!"
Kaisar pun kian murka. Dengan nada merendahkan ia berseru: "Lantas apa komentar kamu, wahai al-Baqillani, seputar Aisyah si penzina itu?"
Al-Baqillani menjawab: "Demi Allah, Aisyah itu menikah, namun tidak dikaruniai anak. Sedangkan Maryam, dia tidak menikah, tapi punya anak. Lantas, siapakah di antara keduanya yang lebih tepat disebut penzina?!"
Jawaban itu membuat muka kaisar merah padam menahan amarah serta malu. Ingin menunjukkan sikap tenang, kaisar pun mengajak al-Baqillani melanjutkan berdialog:
Kaisar: "Apa nabi kamu berperang?"
Al-Baqillani: "Iya"
Kaisar: "Apa dia juga membunuh dalam pertempuran?"
Al-Baqillani: "Iya"
Kaisar: "Menang dalam perang?"
Al-Baqillani: "Sering menang"
Kaisar: "Pernah mengalami kekalahan perang?"
Al-Baqillani: "Iya"
Kaisar: "Aneh... kok ada nabi kalah perang??!!!"
Al-Baqillani: "Lebih aneh mana dengan tuhan yang disalib??!!"
فَبُهِتَ ٱلَّذِى كَفَرَۗ
"Maka merasa bingunglah orang kafir..." (QS Al-Baqarah:258)
*berbagai sumber