Indonesia Police Watch: Penyidik KPK Bergaya Pasukan Tjakrabirawa Yang Culik Jenderal


JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane mendukung langkah Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah melawan para penyidik KPK yang melakukan pengeledahan tanpa menggunakan SOP dan melanggar peraturan dan perundang-undangan.

Neta memahami langkah Fahri yang melawan gaya ala pasukan Tjakrabirawa para penyidik KPK yang berani membentak-bentak pimpinannya.

“Jelas KPK dalam pengeledahan kemarin memperlihatkan sikap yang sangat arogan dan mengedepankan gaya militeristik. Gaya KPK ini mirip dengan pasukan Tjakrabirawa dulu yang berani mendatangi rumah para jenderal (saat G30S/PKI -red). Saya sangat menyesalkan sikap-sikap yang seperti ini dan saya mendukung langkah Fahri melawan gaya KPK yang seperti ini,” ujar Neta S Pane di Jakarta, Sabtu (16/1/2016), lansir Tribunnews.

[Pasukan Tjakrabirawa adalah pasukan pengawal presiden Soekarno, yang di bawah pimpinan Letkol Untung kemudian terlibat penculikan para jenderal dalam peristiwa G30S/PKI]

Neta mengatakan, sikap KPK yang membawa aparatur Brimob bersenjata lengkap sangat disesalkan karena selain melanggar prosedur penggunaan senjata di Polri, juga pengeledahan yang dilakukan dilandasi oleh surat yang salah dan tidak jelas dan pihak-pihak yang digeledah belum ditetapkan tersangka oleh KPK.

"KPK harusnya memahami bahwa ada azas hukum praduga tidak bersalah," katanya

"Saya lihat surat perintah penyidikannya, disana tertulis hanya satu nama, yang lainnya hanya "dan kawan-kawan" dan tanggal disana juga tidak tertulis tanpa bulan yang jelas. Jelas prosedur mereka salah, tapi  masih berlagak arogan. Kalau orang salah dan ngotot, jelas arogan namanya. Seluruh 560 anggota DPR kan kawan-kawan Damayanti, apa itu memberi kewenangan KPK untuk menggeledah seluruh ruangan di DPR? Apa arti kawan-kawan disana? kawan-kawan SMA? Kawan bermain? kawan separtai atau apa? Kan tidak jelas,” katanya.

Dengan langkah ini, maka menurut Neta, KPK justru seperti melemahkan sendiri lembaganya dan juga melemahkan sendiri upaya penyidikan yang mereka lakukan.



“Ini kalau melihat videonya KPK justru dilemahkan oleh perilaku anggotanya sendiri. Penyidikan terhadap orang yang tertangkap tangan pun bisa dibatalkan oleh pengadilan karena bukti-bukti yang didapatkan secara ilegal. Apa ini kesengajaan KPK? Kok aparatnya seperti tidak tahu hukum,” ujarnya.

Neta meminta pimpinan KPK untuk segera mengambil tindakan keras dan tegas terhadap anggotanya yang seperti itu karena sudah membahayakan institusi KPK dan penyidikan yang dilakukan KPK sendiri.

”Penyidik arogan harus dipecat, jangan sampai sikap-sikap seperti ini berkembang di KPK. Kita tidak butuh penyidik KPK bergaya Tjakrabirawa,” tegasnya.

Dia  pun mengingatkan Fahri Hamzah untuk juga mengambil tindakan terhadap jajaran kesekjenan yang menurut para penyidik KPK memberikan izin pada mereka.

”Pihak kesekjenan DPR juga harus bisa menjaga marwah DPR. Biro hukum kan bisa mencegah dan tidak mengizinkan pasukan Brimob bersenjata masuk ke DPR. Masak biro hukum tidak tahu hukum?” ujarnya.

Neta pun berharap, seluruh anggota DPR mendukung sikap Fahri Hamzah karena bagaimanapun lembaga DPR harus dijaga marwah dan kehormatannya.

(Baca juga: Fahri Beberkan 8 Kesalahan KPK Dalam Penggeledahan di DPR)


Baca juga :