Film "KETIKA MAS GAGAH PERGI (KMGP)" yang diangkat dari Novel karya Helvy Tiana Rosa mulai tayang serentak di Bioskop Tanah Air hari ini, Kamis, 21 Januari 2016.
Film religi tapi fun dan tidak menggurui. Film anak muda tapi menarik orang tua. Film aktifis namun lintas sosial. Nostalgia dakwah 90-an tapi dikemas modern. Daaaan apa lagi yah? Pokoknya nonton aja deh.
Ajak saudara, keluarga, sahabat, kawan, teman dan segenap handai taulan untuk menyaksikan film keren ini.
Ingat, ini film kita. Kita yang buat. Kita yang modalin. Dunia yang nonton!
SINOPSIS
Gita gadis periang yang tomboy, selalu bangga pada Mas Gagah, abang yang menurutnya nyaris sempurna. Gagah baik, tampan, cerdas dan modern. Sejak Papa meninggal, Gagah sembari kuliah, membantu Mama jadi tulang punggung keluarga.
Untuk penelitian skripsinya, Gagah pergi ke Ternate, tetapi setelah Gagah pulang dari Ternate, Gita terkejut karena abangnya itu berubah sama sekali!
Gagah sangat bersemangat menjalankan ajaran Islam, dan kerap menasihati Gita untuk menjalankan perintah-perintah agama. Gita sebal. Menurutnya Gagah fanatik dan norak. Ia mulai “memusuhi” Gagah, juga Kyai Ghufron, yang menurut Gagah telah menginspirasinya saat di Ternate.
Meski dimusuhi Gita, Gagah pantang menyerah. Ia terus berusaha mendekati Gita dan Mama, mengajak dua orang yang ia cintai itu untuk lebih mengenal Islam. “Islam itu indah. Islam itu cinta,” adalah hal yang selalu disampaikan Gagah pada Gita.
Sementara itu, Gita beberapa kali bertemu sosok misterius di jalan, tepatnya di bus, kereta api dan tempat-tempat lainnya. Sosok ini (Yudi) masih muda dan mengingatkannya pada Mas Gagah. Tanpa pamrih, sosok itu mengajak orang-orang pada kebaikan, mencerahkan dan menguatkan setiap orang yang ia temui, termasuk di area pemukiman warga yang terkena musibah dan selalu menjadi orang yang paling dulu membantu mereka yang membutuhkan.
Waktu berlalu, banyak hal terjadi. Gita terus memusuhi Gagah. Namun perlahan, ceramah-ceramah sederhana Yudi kian mengena. Keberadaan Tika sahabat Gita, serta Nadia (sepupu Tika) yang justru mengenakan jilbab saat kuliah di Amerika, kian menyadarkan Gita untuk berbaikan kembali dengan Gagah. Gita mulai mau mendengarkan Gagah dan jalan bareng lagi. Gita juga senang diajak Gagah ke “Rumah Cinta”, rumah singgah penuh buku yang pelan-pelan dibangun Gagah bersama teman-temannya untuk anak-anak dhuafa di pinggiran Jakarta. Di sana Gita menikmati persahabatan Gagah dengan Urip, Asep dan Maxi, mantan preman yang insyaf dan mengelola tempat tersebut.
Saat kembali dekat dengan Gagah, Gita memutuskan akan memberi kejutan manis pada abangnya tersebut di hari ulangtahun Gita yang ke 18. Namun sesuatu terjadi.
Terlambatkah Gita?