"FAHRI HAMZAH"
Oleh Abrar Rifai
Ponpes Babul Khairat, Lawang, Malang
Saya pernah sangat geram sama Fahri. Kegeraman saya pada pria asal NTB ini saya tulis di status Facebook, entah sudah berapa tahun yang lalu. Semakin ke sini, kegeraman itu lambat laun memudar, hingga kini berubah suka.
Setelah saya telisik, ternyata kegeraman saya dulu, karena saya baru bisa melihat Fahri hanya dari tampilan luarnya saja. Gaya bicaranya, kengototannya dan mimik wajahnya. Maafkan saya Bang, saat itu baru sampai di situ penilaianku tentangmu. Tanpa pernah mencoba untuk memahami subtansi yang kau sampaikan.
Namun kini, setelah saya berupaya mendengar, mencerna dan menelisik substansi banyak hal yang Fahri sampaikan, saya pun mendapati ternyata banyak benarnya.
Fahri Hamzah memang tidak hirau atas berbagai penglihatan miring orang banyak. Ia anti mainstrem. Tidak harap pujian. Saat hampir semua orang begitu mendewakan KPK, Fahri secara terbuka mengkritik KPK. Menelanjangi berbagai konstruksi kacau KPK. Tidak sampai ke situ, kalau KPK tidak mau dibenahi, Fahri bahkan meminta lembaga (konon) anti risywah ini dibubarkan.
Saat banyak orang mendakwa Setya Novanto atas hal yang sebenarnya kejahatannya lebih kepada pihak lain yang memanfaatkan kecerobohan Setya Novanto, Fahri justru lantang mendudukkan perkara yang sebenarnya.
Fahri memang tidak sama dengan umumnya orang-orang PKS yang berpenampilan kalem dan sopan. Fahri bukannya tidak pernah ditegur teman-temannya di partai. Saya yakin, sudah banyak yang mengingatkan Fahri atas pembawaannya yang terlampau lugas dan keras. Dinasehati atas ceplas-ceplos saat berbicara. Tapi bagi Fahri, kebenaran tetap harus ditempatkan di atas unggah-ungguh budaya.
Fahri juga bukannya tidak tahu ada banyak orang yang tidak suka terhadap gayanya itu. Namun, seperti yang beberapa kali dilontarkannya, “Saya tidak melakukan kejahatan!” Kalau ada yang tidak sependapat dengan gagasannya, menolak kritikannya, Fahri tak segan menantang orang-orang tersebut untuk berdebat dan adu argumen.
Dalam banyak penampilannya di tivi, Fahri juga selalu fight. Fahri sama sekali tidak mau dikondisikan oleh presenter. Fahri juga tidak terpengaruh dengan opini yang dibangun melalui berbagai cuplikan berita dan peristiwa.
Atas beberapa kesalahan sikap, kesalahan politik dan kesalahan hukum koleganya di DPR, kemudian banyak orang yang membenci DPR. Banyak orang yang menyerang DPR. Fahri selalu tampil menegakkannya. Karena kesalahan beberapa orang, jangan sampai menjadikan anggota yang lain seakan penjahat semua. Yang ujungnya menyebabkan mereka takut bersikap.
Sebab, ketika anggota dewan takut bersikap, takut salah, apalagi itu terkait keputusan pemerintah, itu hanya akan menjadikan pemerintah bekerja sesukanya, tanpa ada yang mengontrol. Apalagi pada pemerintahan sekarang, dimana presidennya tidak berdaya. Antar menteri saling bersitegang. Presiden kepada menteri dan pimpinan partainya takut berhadapan.
Sungguh Fahri atas ketidaksadaran banyak orang, selama ini sebenarnya selalu tampil ke hadapan untuk mencegah mereka yang mengatasnamakan kekuasaan bertindak tiran.
Itu pendapat saya sekarang tentang Fahri. Oiya, nanti saya juga akan menulis kesimpulan saya perihal kejadian ngamuknya Fahri terhadap penyidik KPK dan Brimob di gedung DPR-RI Juma'at malam yang lalu. Nah, Anda boleh tidak bersepakat dengan saya sekarang, sebagaimana dulu saya juga pernah tidak sepakat dengan Fahri.[]