Presenter sekaligus musisi dan aktor Arie Untung, turut bersuara soal keprihatinanannya terhadap kasus ledakan bom Sarinah, Jakarta, yang terjadi Kamis (14/1/2016).
Melalui akun Twitter miliknya @ArieKuntung, ia mengingatkan kejadian Bom Sarinah tersebut dengan film yang belum lama ini diproduserinya, Film "3: Alif Lam Mim".
"Prediksi @3_themovie kejadian kan? Jadi..?" tulisnya (14/1).
Prediksi @3_themovie kejadian kan? Jadi..?
— Arie untung (@ArieKuntung) 14 Januari 2016
"Ayo the Real "Alif Lam Mim" indonesia siapapun namamu jangan takut ngadepin beginian, n jangan terprovokasi ya teman2," kutipnya menyebut film yang ia produseri.Film "3" yang tayang di bioskop Indonesia September 2015 kemarin banyak mendapat perhatian karena anti-mainstream. Biasanya film-film terkait terorisme ujungnya menyalahkan Islam dan Umat Islam. Film "3" justru sebaliknya, membongkar dibalik terorisme.
Film "3: Alif Lam Mim" menampilkan tiga tokoh utama: Alif, Lam dan Mim. Bertiganya adalah sahabat yang saat kecil pernah terdidik di pesantren. Alif memilih bergabung ke detasemen khusus karena dendam terhadap kelompok radikal yang telah membunuh orang tuanya. Lam berkarir menjadi jurnalis. Kemudian Mim memilih mengabdi di pesantren karena cita-citanya ingin mati husnul khatimah. Pesantrennya Mim yang bernama "Al Ikhlas" inilah yang dijadikan operasi terakhir detasemen khusus untuk melenyapkan Islam di Indonesia.
Meski Alif menjadi alat negara yang ditugaskan untuk memberangus kelompok radikal hati nuraninya mulai terbuka ketika ia menemukan kejanggalan. Begitu juga Lam si jurnalis, yang sulit diberi tugas menulis ketika tak sesuai hati nuraninya. Pimpinan Lam sampai mengatakan kepada Lam, kalau dia ketahuan publik masih sholat maka tulisannya sulit dinilai obyektif. Sang sutradara juga tak meninggalkan bagian-bagian adegan romantik yang menambah kayanya jalan cerita.
Hati nurani Alif dan Lam yang membuka mata mereka bahwa aksi-aksi pengeboman para teroris yang dituduhkan ke pesantrennya Mim perlu diungkap kebenarannya. Berkat mereka bertiga yang ahli bela diri, terungkaplah misi busuk dibalik detasemen khusus. Bagaimana proses terungkapnya, dan apa misi busuk dari kesatuan itu, detilnya bisa Anda tonton sendiri.
Di akhir cerita, ada sebuah ucapan menarik dari tokoh inti antagonis yang muncul di akhir film. Ia adalah otak dari semua rencana makar. Ia berucap bahwa untuk mencapai sebuah titik keseimbangan dalam mewujudkan perdamaian (versia dia), perlu diciptakan sebuah "musuh" agar lahir "pahlawan" sehingga masyarakat akan berlindung dan percaya kepada sang pahlawan. Penguasa dan alatnya yakni detasemen khusus, yang dijadikan pahlawan. Agama dijadikan musuh karena hanya mengganggu titik keseimbangan itu.
Film yang ditulis dan disutradari Anggy Umbara ini penuh dengan aksi bela diri dengan banyak memainkan slow motion effect. Aksi-aksi yang dibubuhi musik aliran Nu Metal dari Purgatory menambah karakter dramatisnya yang maskulin.
Film "3" mampu membuat melongo sineas luar negeri saat diputar di festival Balinale.
[portalpiyungan.com, dari berbagai sumber]