Berani Luruskan Kesalahan KPK, Publik Apresiasi Fahri Hamzah


Penggeledahan yang dilakukan KPK di gedung DPR pada Jumat (15/1) kemarin menuai banyak sorotan setelah Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah berusaha menghentikan arogansi KPK yang datang dengan membawa Brimob bersenjata lengkap seperti hendak menyerbu sarang teroris.

Video debat antara Fahri dan KPK juga beredar luas di sosial media.

Melalui akun facebooknya, politisi PKS ini memebeberkan kesalahan-kesalahan KPK dalam penggeledahan hari Jumat (15/1/16) di gedung DPR RI. Diantaranya:

- Surat penggeledahan atas nama Damayanti Wisnu Putrianti (PDIP), dkk. Tidak ada nama lain selain Damayanti Wisnu Putrianti tapi KPK menyasar anggota lain.

- Menggeledah ruang kerja Yudi Koutoki tanpa izin dan tidak ada surat penggeledahan atas nama Yudi Koutoki, begitu juga dengan anggota DPR dari Partai Golkar.

- Tanggal surat adalah 14 Jakarta 2016. (Kesalahan fatal surat resmi institusi. Harusnya ditulis Januari. Artinya surat itu tidak sah karena salah)

- Nama penyidik Crishtian yang berdebat melawan Pimpinan DPR tidak ada dalam surat tugas.

- KPK membawa pasukan tempur (Brimob) lengkap dengan atribut tempurnya. Dengan membawa pasukan tempur tersebut KPK telah melanggar UU dan peraturan KPK sendiri dan Brimob tidak sesuai dg pasal 47 peraturan Kapolri no 8 th 2009 ttg HAM Polri.

- Banyak lagi dan terlalu ekstra dan kasat mata. INI GEDUNG PARLEMEN DAN BUKAN SARANG TERORIS ATAU NARKOBA.

Ketegasan dan keberanian Fahri meluruskan kesalahan KPK ini mendapat apresiasi dan dukungan dari publik.

Di sosial media, publik menyampaikan komentar-komentarnya mensupport Fahri:

Riki Prasetyo: Yg di tangkap anggota dpr dari PDIP, tp beritanya yg booming fahri hamzah menghalangi penggeledahan KPK. Padahal kan protesnya fahri karena gak boleh bawa senpi ke ruangan dpr. Aku semakin I LOVE PKS.

Joko Santoso HP: Kita boleh tidak suka dengan Fahri Hamzah atau Jokowi sekalipun. Tapi jangan benarkan sesuatu yang salah demi ketidaksukaan kita kepada mereka. Sehebat-hebatnya KPK, dalam soal "penggeledahan bawa Brimob" KPK seperti kurang piknik.

Zulkhaery Basrul: Bangsat juga ni KPK. Yg begini ini ditakutkan, ga tau hukum, arogan lagi. Besok2 enak aja geledah Kampus pake senjata, masuk ke RS pake senjata. Gue tidak membela DPR, tapi semua harus ada aturannya, gak bisa main hajar dengan alasan ini tugas negara. Jadi teringat oknum polisi yg klu razia suka ngomong "Kamu nantang petugas ya" padahal cuman nanya salah apa, 11-12 dg si KPK ini.



@sutansoranda: Lihat videonya, swajarnya @Fahrihamzah bisa tampar KPK konyol dlm area DPR,  Alhamdulillah abang ttp istiqomah :)

@abilndra: KAPEKA udah SALAH ngotot lagi.. sabar bung @Fahrihamzah

Wawat Kurniawan:

Negeri yang Kembali ke Jaman Kegelapan... krn dijaman Soehartopun yang militerisme hal ini tidak pernah terjadi.

Saya baru lihat video Pak Fahri Hamzah saat Penyidik KPK masuk menggeledah ruang DPR.

Secara prosedural itu normatif, tapi membawa senjata laras panjang???

Apa penyidik KPK tahu nggak arti senjata bagi perilaku & tindakan penegakan hukum???

Sayang sekali penegakan hukum dalam korupsi memakai senjata laras panjang.

Siapa yang mau dilumpuhkan???

Mau nakuti orang???
Senjata bukan untuk menakuti atau menampilkan arogansi.

Senjata itu untuk melindungi, Fungsi perlindungan itulah digunakan untuk membuat rasa aman, dalam penegakan hukum khususnya korupsi apakah dengan masuk ke parlemen dengan senjata laras panjang, apa yang mau ditampilkan oleh penegak hukum???

Sayang sekali jika penyidik KPK nggak ngerti arti senjata dalam penegakan hukum.

Bejo Paijo:

Pinter juga ya, walaupun yang ketangkap PDIP, tapi yang dibenturkan dengan KPK tetep PKS.

Mereka tahu banget orang PKS paling gak suka ada kezoliman. Makanya lalu pake bawa2 brimob, surat dibikin ngawur, targetnya jelas, biar politisi PKS protes.

Begitu protes dimunculin deh opini, PKS menolak diperiksa KPK. Edan.

Arda Chandra:

Dalam kasus ini saya setuju dengan Fahri Hamzah. Kelihatannya KPK memang harus lebih tertib dalam melakukan penggeledahan supaya tidak terkesan sewenang-wenang sekalipun atas dasar untuk memberantas korupsi. Tidak sulit untuk membuat surat tugas yang lebih terarah misalnya bukan dengan menyatakan si Anu dkk yang bisa diaplikasikan sesuka hati, tapi menunjuk dengan jelas oknum yang akan digeledah dan dalam penyelidikan kasus apa.

Membawa pasukan Brimob bersenjata juga seharusnya lebIh selektif sesuai situasi pada sasaran. Kalau penggeledahan dilakukan di sarang mafia bersenjata tentu saja memang wajib, namun untuk kantor seperti DPR, kementerian, dll kelihatannya tidak perlu, kalaupun mau dipersenjatai cukup modal pistol yang disimpan di saku.

Kecerobohan administrasi (Januari diketik Jakarta, dll) bisa berakibat negatif karena pihak yang terkena akan melakukan perlawanan melalui prapradilan. Kalau KPK kalah lagi gara-gara kesalahan prosedur khan bisa membuat lembaga ini makin tidak kredibel dimata hukum dan masyarakat.

Nah.., bikin saja lagi surat tugas baru, apa susahnya mengetik..?

Jejen Komarudin Bin Ibrahim: Pak Fahri, walaupun banyak yang menghujat bapak, saya mengagumi bapak. hati-hati pak, pasti anda sedang di pantau oleh mereka yang tidak suka pada bapak, semoga Allah melindungi bapak dan keluarga.

Riswan Hutagaol: Busettt...bener2 keblinger neh...masa bawa pasukan tempur...emang DPR isinya apa? Ada serangan balasan gitu? Lempar granat atau tembak2an, surat jalan juga cuma 1 tapi yg diacak2 banyak...wedehhh DPR bener2 ngga dianggap lg pak...

Sukarso: Kasihan KPK, jd alat penguasa utk menghancurkn lawan politik, klo mau geladah koruptor ya lakukan yg bener dong...grup sebelah, Tempo.com ramai bully Fahri, yg meluruskn KPK, dn mrk diam dg tersangka korupsi dr PDIP, malah menggeledah ruang lain..hati hati jgn2 kpk memasang penyadap di ruang fraksi lain, alih alih salah menggeledah.

Indra Koto: Kayak'y komisioner KPK sekarang ingin skli membubarkan diri sendiri tp dengan tangan lembaga lain (DPR) dgn langkah2 pembaratasan korupsi dgn cara melanggar hukum, untung masih ada seorang yg anak muda fisioner n nasionalis seperti bung fahri Hamzah.....

Kang Suhadi SyaukahFida'i: Disinilah diantara kenapa kami kadang benci sekali dg KPK...kadang KPK terlalu over.... cara kerjanya ngawur alias tdk profesional... bung fahri bagus, adil...siapapun anggota DPR nya, kalau didzolimi maka beliau pun membela....lanjutkan bung...kami didaerah sangat bangga dengan kerja-kerjamu... malah kami tdk rela kalau bung fahri mundur dari wakil DPR... sekali lagi lanjutkan kerjamu bung fahri...

Ilham Bintang: Bung fahri...kl ad 10 org sperti anda d nusantara ini, indonesia bs pimpin dunia...jgn gentar bung.. kami rakyat kecil hnya bs melihat dn berdoa utk kebaikan bangsa.

Heri Hartoyo: Numpang hangat nih pada ngga bisa bedain mana sarang teroris, sarang kodok, sarang kerbau, sarang BLBI, sarang century, sarang freeport, sarang narkoba. Semangat terus Bang Fahri.

Wan Jack Hanafee: Kmi dukung kpk, Kami percaya dpr, Yg kmi tdk suka adlh yg bekerja tdk mengikuti aturan main.

Aqwin Polosoro: Besok bawa surat tugas pemeriksaan ke Istana, trus bawa pasukan bersenjata lengkap... Bisa nggak ya? Di trias politika kedudukan Eksekutif, yudikatif dan legistatif kan sama.

Rahmat Peter Parker: Hati hati pa nanti penberitaan nya di plintir sama media dan menggiring opini publik yg merugikan citra PKS... dan terkesan melindungi koruptor dan menghalangi KPK... dan selama ini kepercayaan publik pada KPK masih tinggi dibandingkan ke anggota DPR yg di cap merah.

Rinaldi Makmur: Mantab Bung Fahri..., hajar semua yg melampaui batas, apalagi sampai melanggar UU nya sendiri. Itu namanya Komisi Pemberantas Kebablasan. Mentang-mentang tujuan pembentukannya memberantas korupsi, jadi seenaknya beraksi. Jangan takut dg mainstream...., meskipun harus menantang KPK yg melanggar aturan..., terus dibilang pendukung koruptor gitu...? Yg ada jg yg membela org KPK seperti itu mah..., mendukung diktator namanya.... Mainkan fungsi negara bang Fahri..., jangan pedulikan orang-orang yg masih buta akan UU dan konstitusi negara... Tantang siapapun yg melenceng dari aturan main yang benar... Kalau ada yg main curang.., langsung tendang... Beraninya kok pakai senjata.., rakyat saja sudah tidak takut dengan senjata teroris.., mau nakut2in kayak teroris..?, sekalian aja bawa bom...

Anifuddin Amin: Kami mendukung KPK utk membrantas korupsi! Tapi kenapa KPK bawa BRIMOB...? Bung Fahri tetaplah tegas dan amanah!

@ZainAris: Nah itu yang namanya FH.. cerdas, berani dan menguasai masalah. Hrsnya lebih byk lagi anggota DPR yang kayak dia.


Baca juga :