Arab Saudi telah memutus hubungan diplomatik dengan Iran pada Minggu (3/1) kemarin setelah para massa Syiah Iran menyerang dan membakar kedubes Saudi di Teheran saat memprotes eksekusi mati tokoh Syiah Saudi Nimr al-Nimr.
Langkah Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran ini diikuti oleh negara teluk lain.
Dilansir media grasswire, menyusul Bahrain memutus hubungan diplomatik dengan Iran dan meminta para diplomat negeri para mullah itu meninggalkan negara tersebut dalam waktu 48 jam. Menteri Penerangan Bahrain Isa al-Hamadi mengumumkan hal itu pada Senin, 4 Januari 2016.
Kementerian Luar Negeri Sudan juga mengumumkan akan membubarkan hubungan dengan Iran, "Dalam menanggapi serangan barbar di kedutaan Arab Saudi di Teheran dan konsulat Saudi di Masyhad, Iran."
Uni Emirat Arab mengatakan sudah menurunkan status hubungan diplomatiknya di Teheran dan akan mengurangi jumlah diplomat Iran di negara UAE.
Perkembangan situasi ini dinilai membuat Iran mulai takut dan kabarnya Iran meminta maaf atas pembakaran Kedubes Saudi di Teheran.
"Kabarnya Iran minta maaf atas kejadian pembakaran kedutaan Saudi di Teheran. Nampaknya Iran mulai agak takut melihat respon negara teluk yang mengikuti langkah Saudi putuskan hubungan diplomasi," ujar pengamat Timteng, Hasmi Bakhtiar, Selasa (5/1).
"Mustahil pembakaran kedutaan Saudi tanpa restu pemerintah Iran," tambah alumni Al-Azhar Cairo ini.
UPDATE!
Kuwait Juga Ikuti Saudi Putuskan Diplomatik Dengan Iran
Kuwait baru saja (Selasa, 5/1) mengumumkan menarik kembali duta besarnya untuk Iran, menyusul pertikaian Saudi dengan Iran. (Reuters)
Saudi Tak Butuh Permintaan Maaf Iran
Sementara itu, duta besar Arab Saudi di PBB, Abdullah Al-Moallimi, Selasa (4/1), menyatakan bahwa Arab Saudi tidak butuh permintaan maaf Iran. Yang dibutuhkan adalah perbuatan bukan perkataan. Permintaan maaf Iran tidak berarti apa-apa bagi Saudi.
Dilansir dakwatuna, dalam jumpa persnya di gedung PBB, Al-Moallimi meminta dewan keamanan PBB untuk mengecam tindakan penyerangan dan perusakan yang dialami kantor keduataan besar Arab Saudi di Teheran.
Dalam kesempatan tersebut, Al-Moallimi juga meminta Iran memberikan perlindungan kepada kantor-kantor diplomasi Saudi. Menurutnya, masayarakat dunia sudah sepakat menilai Iran gagal dalam melindungi kantor perwakilan diplomasi negara sahabat.
Al-Moallimi meminta Iran tidak melakukan intervensi permasalahan dalam negeri negara-negara Arab. “Iran harus menghormati prinsip bertetangga yang baik. Kembali normalnya hubungan diplomatik Saudi-Iran tergantung kepada perubahan sikap Iran.”
Ditambahkannya, “Putusnya hubungan Saudi-Iran sama sekali tidak akan mempengaruhi peran Saudi dalam menciptakan perdamaian di Suriah dan Yaman.”
Sebelumnya diberitakan bahwa Iran menyatakan keprihatinannya dengan kasus penyerangan kantor kedutaan Arab Saudi di Teheran. Iran sempat berjanji hal-hal seperti ini tidak akan terulang lagi.