Jerusalem - Surat kabar Israel Ma’arev mengatakan bahwa pengambil-alihan kekuasaan di Mesir oleh Presiden Abdul Fatah as-Sisi telah membantu Israel dalam rangka memerangi penyelundupan senjata ke Jalur Gaza.
Surat kabar Zionis ini menyebutkan bahwa perang yang dilancarkan rezim Mesir saat ini terhadap penyelundupan senjata ke Jalur Gaza, telah turut andil dalam menghentikan aksi-aksi dan operasi militer yang dulunya dilakukan pasukan penjajah Zionis terhadap penyelundupan senjata di wilayah yang berbatasan dengan Laut Merah dan Samudra Hindia.
Ma’arev mencatat bahwa Angkatan Udara Israel yang di era Presiden Muhammad Husni Mubarak dan Muhammad Mursi melancarkan banyak serangan udara ke konvoi-konvoi senjata yang bergerak di Sudan menuju Gaza, sudah tidak memerlukan serangan-serangan udara lagi dengan adanya as-Sisi, yang bertindak dengan kuat melawan aksi-aksi penyelundupan senjata dengan menghancurkan terowongan-terowongan di perbatasan Gaza.
Kerjasama Mossad-Intelijen Mesir
Dalam konteks terkait, surat kabar Zionis ini mencatat bahwa kepala Mossad yang baru, Yossi Cohen, yang langsung bertugas pada Rabu pekan lalu, telah membuat prioritas memperkuat hubungan dan kerjasama dengan intelijen Mesir. Ma’arev mengklaim bahwa kedua belah pihak saat ini dalam puncak kerjasama.
Sementara itu pada Senin (11/1/2016) malam, radio Zionis menyebutkan bahwa para wakil resim Mesir saat ini telah menyampaikan kepada pihak Israel penolakannya untuk membuka blokade atas Jalur Gaza dan secara khusus apabila Turki memiliki peran untuk itu.
Radio Zionis mengutip dari sumber kementrian luar negeri Zionis yang mengatakan bahwa orang-orang Mesir mengungkapkan kecemasan mereka atas pembukaan blokade Jalur Gaza, yang bisa melegitimasi kedudukan gerakan Hamas di Jalur Gaza.
Menurut sumber ini, penjajah Zionis dalam keadaan dilematis. Di satu sisi penjajah Zionis berkepentingan dengan terus mendapatkan manfaat dari hubungan strategis dengan rezim Mesir, namun di saat yang sama berkepentingan untuk memperbaiki hubungan dengan Turki, agar memungkinkan ekspor gas ke Turki.
Sebagaimana diberitakan, pemerintah Turki dan pemerintah Israel sedang menjajaki normalisasi hubungan dimana Turki memberi syarat mutlak dibukanya blokade atas Gaza.
Disebutkan bahwa surat kabar Zionis Ha’aretz sebelum empat hari yang lalu mengungkap bahwa Mesir menolak persetujuan Israel pada usulan Turki untuk mendirikan pelabuhan kecil di pantai Jalur Gaza untuk mengangkut barang-barang dari dan ke Gaza.
Sumber: infopalestina.com