by Yusuf Maulana
Seturut insiden penembakan pesawat Rusia oleh Turki, Republika tercatat sebagai koran di tanah air yang paling setia menempatkannya sebagai headline. Sebuah pilihan "asing" tatkala banyak kasus dalam negeri lumayan bikin gaduh. Pun tatkala kalimat judul yang dipakai sejak edisi 26/11 lalu, boleh jadi berasa "ganjil" bagi sebagian pembaca loyalnya. Ekspektasi angle Republika ingin sejalan dengan jalan pikiran dan pemihakan pribadi.
Sayang, redaktur koran ini memilih mengalurkan bak roman Ayat-ayat Cinta 2: ada kelok dan tebing terjalin hingga jalan cerita tak mudah ditebak (inginnya). Demikian tampaknya dalam soal Rusia-Turki, di balik kegigihan awak redaksi dalam "memberanikan" memuat judul-judul dengan satu pihak condong diprotagoniskan, ada upaya yang mesti dipantau ke depannya. Bisa saja, Republika hendak menguji nalar pembaca. Ketika pembaca terbakar dengan loyalitas angle semacam ini, bukan mustahil ada kompromi atau bahkan perubahan sikap. Ini soal bisnis juga.
Yang jadi gundah di benak saya adalah mengapa redaktur halaman 1, juga pemimpin redaksi, memilih lakon ini; lakon yang rentan mengundang syak bahwa Republika alergi Turki? Bukankah loyalis Republika fans Turki dengan ikon Erdogan-nya?
Semoga rumor ada kalangan anu yang pro-Rusia di redaksi; atau harakah yang benci Erdogan, semuanya angin kosong.
*dari catatan fb Yusuf Maulana (01/12/2015)
______
Baca juga:
- Netizen Kecam Republika Karena Ucapkan 'Astaghfirullah' Saat Pesawat Rusia Ditembak
- FITNAH MEDIA: Foto Putra Erdogan dengan Pemimpin ISIS