Momen NATAL & Dialog Hebat Antara ISA AS dengan ALLAH SWT


Dialog Hebat Antara ISA AS dengan ALLAH SWT

Dalam Al Qur'an terdapat banyak dialog (hiwar). Salah satunya sangat menakjubkan. Nabi SAW pernah menangis ketika sampai di bagian dialog ini.

Ia adalah dialog ANTARA ISA AS DENGAN ALLAH SWT di akhir-akhir Surat Al Maa'idah. Tepatnya ayat 116-119.

Sangat pas dibaca dan direnungkan di saat momen Natal.

Di sini tidak akan diberi banyak penjelasan, hanya dikutip apa adanya dalam bentuk percakapan. Silakan dihayati.

وَإِذۡ قَالَ ٱللَّهُ يَـٰعِيسَى ٱبۡنَ مَرۡيَمَ ءَأَنتَ قُلۡتَ لِلنَّاسِ ٱتَّخِذُونِى وَأُمِّىَ إِلَـٰهَيۡنِ مِن دُونِ ٱللَّهِ‌ۖ قَالَ سُبۡحَـٰنَكَ مَا يَكُونُ لِىٓ أَنۡ أَقُولَ مَا لَيۡسَ لِى بِحَقٍّ‌ۚ إِن كُنتُ قُلۡتُهُ ۥ فَقَدۡ عَلِمۡتَهُ ۥ‌ۚ تَعۡلَمُ مَا فِى نَفۡسِى وَلَآ أَعۡلَمُ مَا فِى نَفۡسِكَ‌ۚ إِنَّكَ أَنتَ عَلَّـٰمُ ٱلۡغُيُوبِ

ALLAH SWT: "Ya 'Isa ibna Maryam, a-anta qulta lin naasi ittakhidzuni wa ummi ilahaini min dunillah?" (wahai Isa putra Maryam, apakah engkau telah berkata kepada manusia "jadikan diriku dan ibuku sebagai dua sesembahan selain Allah"?).

ISA AS: "Subhanaka, maa yakunu liy an aqula maa laisa liy bi haqqin" (Maha Suci Engkau, tidaklah pantas bagiku mengatakan sesuatu yang aku tidak punya hak padanya).

ISA AS: "In kuntu qultuhu faqod 'alimtah. Ta'lamu maa fi nafsiy wa laa a'lamu maa fi nafsik. Innaka antal 'allamul ghuyub" (andai aku mengatakannya, Engkau pasti sudah tahu. Engkau tahu apa yang ada dalam diriku, sedang aku tidak tahu apa yang ada pada Diri-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Tahu atas perkara-perkara yang ghaib).

ISA AS: "Maa qultu lahum illa maa amartani bihi, ani'budullaha robbi wa robbikum" (tidaklah yang kukatakan pada mereka, kecuali apa yang telah Engkau perintahkan kepadaku, sembahlah Allah Rabbku dan Rabb kalian).

ISA AS: "Wa kuntu 'alaihim syahidan maa dumtu fihim. Fa lamma tawaffaitani, kunta antar roqiiba 'alaihim. Wa anta 'ala kulli syai'in syahiid" (dan aku menjadi saksi atas mereka selama aku ada di tengah mereka; bila kemudian Engkau mewafatkanku, Engkaulah pengawas mereka, Engkau Maha Menyaksikan segala sesuatu).

ISA AS: "In tu'adzhum fa innahum 'ibaduk wa in taghfirlahum fa innaka antal 'azizul hakim" (jika Engkau menyiksa mereka -karena dosa-dosanya- mereka itu hanya hamba-hamba-Mu belaka; namun jika Engkau mengampuni mereka, maka Dirimu pada hakikatnya adalah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana).

ALLAH SWT: "Hadza yaumun yanfa'u as shadiqiina shidquhum, lahum jannatun tajri min tahtihal anhaar, kholidina fiha abada" (Ini adalah hari di mana bermanfaatlah kejujuran bagi orang-orang yang jujur. Atas mereka taman-taman surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal abadi di dalamnya).

Di bagian akhir ini, Allah SWT menegaskan, bila perkataan Isa itu jujur, maka dia beroleh surga yang mengalir sungai-sungai. Dan Isa memang jujur. Itu terlihat bahwa Allah SWT setelah berkata tentang "manfaat kejujuran", Dia hanya menyebut balasan SURGA, tanpa disertai ancaman NERAKA.

Sahabat-sahabat Budiman. Coba Anda hafalkan dialog tersebut. Sering-seringlah dibaca dalam SHALAT dengan penghayatan. Cobalah...

Terakhir, di sana ada kata-kata "wa kuntu 'alaihim syahidan maa dumtu fihim" (dan aku menjadi saksi atas mereka selagi aku ada di tengah mereka). Bagian ini menjadi dalil, bahwa orang-orang shalih di masa lalu tak boleh disalahkan karena perbuatan munkar orang-orang yang mengikutinya, selagi mereka tidak mencontohkan kemunkaran itu.

Demikian, semoga bermanfaat. Amin. Wallahu a'lam bisshawaab.

(Ustadz Sam Waskito)


Baca juga :