Khaled Misy’al: 3 Target Intifadhah, Kami Putuskan Intifadhah Berlanjut Hingga Akhir


Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas Khaled Misy’al menetapkan tiga target periode intifadhah al-Quds, yang diusung menuju tujuan strategis yang berkaitan dengan tujuan mengakhiri penjajahan Zionis. Dia menegaskan bahwa rakyat Palestina menjelaskan dengan darah mereka bahwa mereka tidak mungkin hidup berdampingan dengan penjajah dan permukiman. Dia menyerukan kepada dunia untuk bersiap-siap menghadapi banyak inisiatif dan kejutan-kejutan dari orang-orang Palestina yang menginginkan kebebasan.

Dalam wawancara khusus dengan televisi Aljazeera, Ahad (6/12) malam, Misy’al mengatakan, “Kami ingin intifadhah mengekang para pemukim Yahudi dan menghentikan serangan-serangan terhadap al-Quds dan al-Aqsha, kembali diperhitungkannya isu ini dan memukul keamanan Israel di jantungnya, serta menegaskan bahwa Israel kehilangan stabiltias dan keamanan, sampai akhirnya kami bisa terbebas dari penjajahan (Zionis).”

Misy’al menegaskan bahwa intifadhah ketiga kali ini telah menggagalkan rencana PM Zionis Benjamin Netanyahu untuk membagi masjid al-Aqsha. Hal ini yang tidak bisa dicapai oleh semua inisiatif politik. Dia menegaskan bahwa meninggalkan pilihan intifadhah dan perlawanan bisa mengakhiri proyek nasional dan mengabaikan al-Quds dan al-Aqsha.

Dia menegaskan bahwa intifadhah didukung oleh rakyat dan faksi-faksi Palestina. Namun intifadhah membutuhkan payung dan dukungan pimpinan mulai dari pimpinan Palestina, yang menuntut sebuah keputusan pimpinan agar semua pihak bergabung di dalam intifadhah termasuk di dalamnya adalah dinas-dinas keamanan otoritas Palestina.

Misy’al melihat ada keraguan dari sebagian pihak untuk bergabung dalam intifadhah ini. Dia menyerukan gerakan Fatah – bersama semua faksi dan kekuatan Palestina – untuk memutuskan bergabung dalam aksi intifadhah. Bahwa intifadhah ini bukan melawan Otoritas Palestina namun melawan penjajah Zionis.

Orang nomor satu Hamas ini menyatakan bahwa Menlu Amerika John Kerry telah berdusta ketika mengatakan bahwa intifadhah akan mengkibatkan runtuhnya Otoritas Palestina. Dia mengatakan, “Kerry datang ke kawasan dua kali sejak berkobarnya intifadhah guna menghentikannya dan melakukan tekanan internasional dan regional, hal ini tidak bisa diterima.”

Dia menegaskan bahwa bergantung kepada perundingan sia-sia telah terbukti gagal selama bertahun-tahun dan semua kesempatan diberikan tanpa membuahkan hasil. “Sekiranya bukan karena intifadhah kedua, tidak ada yang bisa memaksa Sharon keluar dari Jalur Gaza,” tegasnya. Dia menjelaskan bahwa Hamas dan faksi-faksi Palestina tidak menungganggi gelombang revolusi, namun mereka yang menciptakan gelombang ini. “Kami berasal dari rakyat dan rakyat berasal dari kami,” tegasnya.

Dia menegaskan bahwa keputusan Hamas adalah terus melanjutkan intifadhah ini hingga akhir. Dia mengatakan, “Kami ikut terlibat dalam intifadhah ini. Kami akan terus melanjutkan hingga akhir. Kami menyerukan semua pihak untuk bergabung dengan intifadhah.” Dia menyatakan bahwa rakyat Palestina mampu untuk menciptakan sarana-sarana guna menjamin kelangsungan intifadhah ini.

Sumber: infopalestina.com


Baca juga :