Istana Buckingham & Istana Khalifah Umar | Salim A. Fillah


Istana Buckingham

Didirikan pada tahun 1703 di bekas lahan kebun murbei untuk pemeliharaan ulat sutera Raja James I di awal abad XVII; awalnya sebagai sebuah Balai Kota untuk berkantornya Duke of Buckingham. Tentu bangunan ini mengalami banyak perubahan dan penambahan hingga kini.

Setelah diambil alih lagi oleh Raja George III sebagai House of Buckingham, adalah Ratu Victoria (Ratu Britania Raya 1837-1901, Maharani India 1876-1901) yang pertama-tama menjadikannya kediaman resmi di London.

Victoria yang berasal dari Wangsa Hanover (Jerman), digelari sebagai nenek raja-raja Eropa karena anak, cucu, dan cicitnya yang menjadi penguasa dan suami atau istri para raja, ratu, dan adipati.

Zaman Victoria yang dilihat sebagai salah satu puncak kejayaan Inggris; jajahan yang luas hingga dikatakan 'mentari tak terbenam bagi Britania', angkatan laut yang kian kuat dan dimodernkan dengan mesin uap, revolusi Industri yang gelombangnya amat dahsyat; seolah tercermin dalam keanggunan istana ini.

Tapi seperti hukum baja sejarah yang telah berlaku di banyak peradaban; menikmati kejayaan adalah pangkal dari kemerosotan, tiada sesudah puncak selain penurunan. Setelah masa Victoria, Inggris terus melemah.

Seringkali, kemewahan hidup dan kemegahan fisik adalah penanda keroposnya ruh peradaban.

Bahkan Turki 'Utsmani pun memperlihatkannya; ketika Topkapi yang gagah bersahaja digantikan Mahmut II dengan Besiktas, lalu AbduI Mecit I membangun Dolmabahce.

Suatu kali Khalifah 'Umar ibn Al Khaththab terpaksa mengirim sebuah misi penghancuran; ke sebuah bangunan bertembok tinggi yang mungkin jauh dari sebutan 'istana' milik Sa'd ibn Abi Waqqash, Gubernurnya di Kufah. Sa'd hanya hendak memastikan dirinya tenang bekerja, bebas dari gangguan para bekas warga Persia yang dulu dikalahkan dan kini diperintahnya.

Tapi 'Umar tegas, "Dengarkan rakyatmu meski kau tak menyukai apa yang mereka sampaikan."

Aduhai 'Umar, baginya; istana terbaik adalah yang paling mendekatkan pada rakyat. Maka betapa indah istana sang Khalifah; serambi Masjid dan bawah pokok kurma sandarannya.

-Salim A. Fillah-

___
*dari notes fb ustadz Salim A. Fillah (01/12/2015). Beliau selama beberapa hari muhibbah dakwah ke Inggris.

Baca juga :