'Investasi' Pendidikan Anak


By: Nandang Burhanudin

Tadi malam (Jumat, 4/12/2015) saya dijemput dua mahasiswa ITB. Menyampaikan materi kajian Leadership dalam AlQur'an dan Sunnah serta refleksi kepemimpinan Islam sepanjang sejarah di Masjid Salman ITB.

Sepanjang perjalanan kami mengobrol. Saya menggarisbawahi dua hal.

Pertama: Mereka adalah wong desa yang cerdas. Wajar bila diterima di ITB.

Kedua: Mereka berasal dari keluarga "biasa", namun memiliki visi bahwa pendidikan adalah investasi.

Salah seorang mahasiswa berasal dari Purwokerto. Aksen "njowo" masih medok. Ia bilang. "Ibu saya seorang perawat biasa. Tapi sangat tegas dalam pendidikan anaknya. Sejak TK saya dimasukkan ke TK-SD-SMP AlAzhar. Sekolah yang tergolong berbiaya tinggi."

"Kamu harus di sekolah Islam. Selesaikan belajar dasar-dasar Islam dari usia dini. Sebab jika dewasa nanti, kamu harus belajar dari sekolah kehidupan. Biarkan untuk itu, harus berbayar dan tidak gratisan."

Subhanallah. Maasya Allah. Kedua orangtua smart, cermat, dan hebat. Saya perhatikan, spirit ruhiyah dan mujahadah kedua mahasiswa ini langka ditemukan di era hedonisme masyarakat kampus saat ini.

Pendidikan jika diposisikan investasi. Maka orangtua harus siap berjibaku dalam doa, usaha, ikhtiar dan tawakal. Dosa besar jika keluh kita tak sebanding dengan peluh. Terutama saat negara tak lagi menjadikan pendidikan bagian dari investasi kedaulatan.

Maka mari bersama kembali mencari tempat pendidikan berkarakter untuk masa depan anak-anak kita. Jangan sampai generasi masa depan, cenderung Alay dan Lebay. Efek dari sekolah yang abai dan lalai dalam mendidik anak-anak kita.

Semua berasal dari rahim keluarga yang mementingkan pendidikan. Sebab tidak semua institusi sekolah itu layak disebut tempat pendidikan. Bahkan tak sedikit sekolah yang hanya memberikan materi pelajaran tapi tidak pembelajaran.

Relakah anak-anak kita dititipkan pada institusi yang guru-gurunya sibuk menipu diri untuk harga sebuah sertifikasi? Atau mobat-mabit demi meraih sepucuk SK lalu menenggelamkan idealisme?***


Baca juga :