Keributan SS-SN pada ujunganya diduga adalah soal perpanjangan kontrak Freeport yang akan berakhir pada tahun 2021.
"Waspadalah Infiltran. Kalau zaman dulu kita ditipu (soal freeport) masak sekarang ditipu juga...." kata Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di akun twitternya tadi malam, Jumat (4/12/2015).
"Kalau Freeport McMoran sahamnya jatuh gara2 izin tambang gak keluar dia rugi... Caranya supaya gak rugi ya minta perpanjangan dan kepastian... Maka lobby lah sang CEO kesana kemari...itu tugas CEO... Akhirnya SS keluarkan 2 hal: 1. Izin eksport konsentrat meski langgar UU Munerba. 2. Isyarat Perpanjangan," jelas Fahri di twitter.
"Ternyata #PapaMintaSaham bohong...gak ada..yg ada #PamanSamMintaPerpanjangan," lanjut Fahri.
"Pengen memperpanjang kontrak aja muter2 mas...," sindir Fahri.
Sebelumnya, Fahri juga menyoroti sosok Chief Executive Officer (CEO) PT Freeport Indonesia, yang dijabat Maroef Sjamsoeddin yang juga mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Maroef Sjamsoeddin adalah yang melakukan perekaman pada kasus SS-SN yang sudah dihadirkan di sidang MKD.
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah pun meminta Maroef mengaku, kepada siapa dia sebenarnya bekerja, untuk Indonesia, Amerika Serikat atau malahan agen ganda atau double agent.
"Operasi intelijen itu tidak boleh disiarkan, ya mudah-mudahan dapat pengakuan dari Maroef, dia intel Indonesia atau intel AS? kan AS rekrut intel dari seluruh dunia tuh, kita enggak tahulah, jangan-jangan double agent, mudah-mudahan ngaku," ujar Fahri di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (2/11/2015), dilansir okezone.