As-Sisi Tutup Perbatasan Rafah, 4000 Pasien Palestina Terlantar Antara Hidup dan Mati


Gaza tidak hanya diblokade oleh penjajah zionis Israel, tapi juga diblokade oleh rezim kudeta Mesir As-Sisi.

Perbatasan Gaza-Mesir di perlintasan Rafah sejak rezim As-Sisi berkuasa jarang dibuka. Kementerian Dalam Negeri pemerintah Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza mengatakan sepanjang tahun 2015 ini penyeberangan Rafah hanya dibuka sebanyak 19 hari. Hal ini membuat ribuan pasien Palestina yang hendak berobat di Mesir terlantar antara hidup dan mati.

Dilansir Pusat Informasi Palestina, Departemen Kesehatan Palestina meminta Otoritas Mesir agar membuka gerbang perlintasan darat Rafah untuk 4000 pasien Palestina yang menunggu untuk berobat, yang kondisinya antara hidup dan mati.

Jurubicara Departemen Kesehatan Palestina Asyraf Qudrah dalam konferensi pers yang digelar di depan gerbang Rafah yang ditutup, Senin (21/12), menyerukan Mesir untuk merengkuk Gaza dan warganya serta membuka gerbang Rafah dengan segera bagi para pasien di Jalur Gaza yang hendak berobat ke luar.

Dia mengatakan, “Kami tidak ingin sejarah mencatat bahwa Mesir pernah menjadi sebab kematian para pasien di Jalur Gaza. Bahwa para pasien di Jalur Gaza harus membayar pajak blokade yang keras dari saudaranya sesama bangsa Arab.”

Qudrah mengingatkan bahwa para pasien di Jalur Gaza sudah tidak bisa mendapatkan pengobatan di Gaza karena tidak tersedianya obat-obatan dan peralatan medis. Dia menjelaskan bahwa 30% obat-obatan khusus dan penting stocknya sudah nol di Gaza.

Dia menambahkan, “Kami mengirim para pasien kami ke Mesir untuk mendapatkan pengobatan yang tidak tersedia di Jalur Gaza. Mereka tidak punya harapan kecuali masuk melalui gerbang-gerbang ini, yang menjadi pembatas di tengah-tengah tindak permusuhan Zionis terhadap para pasien dan para pengantarnya.”

Dia menjelaskan bahwa Mesir hanya mengizinkan pasien ditemani oleh mereka yang usia di atas 55 tahun. Dia mengingatkan sangat kecil pasien dari Jalur Gaza bisa masuk ke rumah sakit-rumah sakit di dalam wilayah jalur hijau (yang dikuasai Zionis Israel).

Qudrah mengatakan, “Mereka para pasien, hidup dengan penderitaan demi penderitaan. Setiap hari kami kehilangan satu atau dua pasien. Kami mencatat mereka sebagai syuhada korban blokade.”

Yaa Rabb....
Sungguh kondisi yang sangat bertolak belakang dengan saat Presiden Muhammad Mursi masih berkuasa.
Dan sungguh... mereka-mereka yang terlibat atau mendukung kudeta atas presiden sah Mesir Muhammad Mursi ikut menanggung dosa atas penderitaan rakyat Gaza.


Baca juga :