SKRIP FREEPORT, Kegaduhan Baru Untuk Siapa?


Oleh Canny Watae*

Sejauh ini sumber yang saya ketahui adalah ini:

Ini transkrip diduga percakapan Setnov catut Jokowi soal Freeport
http://m.merdeka.com/politik/ini-transkrip-diduga-percakapan-setnov-catut-jokowi-soal-freeport.html

Sayangnya, ini adalah transkrip (bukan video recording yang memungkinkan kita melakukan identifikasi orang per orang yang tercantum dalam transkrip tersebut).

Selain itu, ada bagian-bagian skrip yang dinyatakan sebagai "suara tak jelas".

Jangankan "suara tak jelas". Skrip yang jelas sekali pun tidak mewakili maksud hakiki dari orang yang suaranya di-TRANSformasi ke SKRIP (script, tulisan). Kita harus menyimak intonasi suara, dan paling bagus kalau bisa menyimak mimik muka dari penutur.

Ini (transkrip), bagi saya, belum merupakan premis yang cukup untuk menarik kesimpulan daripadanya.

Kita tidak tahu apakah apakah "suara tak jelas" yang dinyatakan dalam skrip itu benar-benar tak jelas secara aural, atau tak jelas untuk dimaknai oleh pembuat transkrip, atau bisa saja dinyatakan "tak jelas" oleh pembuat transkrip untuk menghilangkan elemen makna penting yang mungkin dapat terbentuk apabila bunyi suara tersebut di-transkrip.

Jadi, ada bagian informasi yang hilang.

Dalam teorema Fourier, sebuah informasi akan mengalami distorsi makna apabila ada bagian darinya yang tidak sampai kepada penerima informasi. Apabila bagian yang hilang tersebut mancapai 20%, maka informasi tersebut dikategorikan sebagai tak bisa "dimaknai".

Dalam aplikasi telekomunikasi elektronika, kehilangan bit data adalah hal yang lumrah. Itu terjadi karena berbagai hal, utamanya distorsi atau gangguan pada saat bit tersebut "travels" dari pengirim ke penerima. Perangkat elektronik masih bisa membangkitkan kembali bit yang hilang tersebut dan selanjutnya perangkat melakukan interpretasi. Tetapi, apabila bit yang hilang terlampau banyak, sesuai teorema Fourier, maka susunan bit yang dibangkitkan kembali di sisi perangkat menjadi terlampau rumit untuk diinterpretasi. Untuk itu, perangkat penerima mengirim sinyal permintaan kirim ulang kepada perangkat pengirim. Dalam kehidupan sehari-hari, contohnya saat anda mengakses layanan WiFi dari lokasi yang jauh dari perangkat access point. Anda mungkin mendapat tanda koneksi sebesar 54 MBPS di gadget anda, tetapi aliran data harus terjadi berkali-kali untuk satu data yang sama, karena bit data berkali-kali hilang (tak sampai ke gadget anda). Sensasinya adalah: Lalod.

Nah, kembali ke soalan transkrip ini. Saya tekankan: ada bagian informasi yang masih "kabur", sehingga pemaknaan dari transkrip ini belum bisa dipastikan sebagai makna yang anda pahami saat ini. Bisa saja makna sebenarnya sangat berbeda.

Ehm... saya tertarik pada informasi "Jimbok" dalam transkrip ini.
[SN: Kalau ngga salah, Pak Luhut itu bicara dengan Jimbok. Pak Luhut itu sudah ada yang mau diomong.]

Hehehe...

***

Komentar-komentar netizen:

Haryoto:
"Sama seperti PDIP VS RINI.. Lempar transkrip lalu menguap. Kalau bukan berniat buat gaduh kenapa gak upload di yustp saja videonya. Dan dalam kegaduhan ini Freeport hadir sebagai penentu. Kali ini justru SS (Sudirman Said, Menteri ESDM) dan SN (Setya Novanto) yg butuh Freeport. Keren bukan?"

Ali Akbar Hutagalung:
"Kalau hanya transkip mah pasti menguap saja, seperti yg sudah2. pemerintah cari sensasi doang".

Setasyair Senja:
"Sudah terencana operasinya, dimulai dengan berita mobil mewah SN (jaguar). Kalaupun (skrip) ini benar, menarik untuk melihat peranan SS, kalau ada yang macam-macam dengan freeport, lapor saja ke SS, nanti dia yang bakal 'beresin'."

Ibnu Dwi Cahyo:
Dalam kasus Freeport ada inisial R. Tapi semua bungkam siapa R, pura2 tak tahu. 3 nama setidaknya "you know who" spt kisah Harry Potter, yaitu R, TW, AG.


Baca juga :