Shalat Jumat di Sekolah Amerika
Oleh Aini Firdaus*
Norfolk, VA, United State
Hari ini (9/11/2015) sepulang dari masjid mas Sigit cerita mengenai obrolannya dengan seorang brother di masjid, sebut saja Pak Fa. Pak Fa ini asli Pakistan, sudah tinggal di Amerika lebih dari 15 tahun. Dia dan keluarganya baru saja pindah ke Norfolk, sebelumnya dia tinggal di Michigan. Pak Fa punya 3 anak, anak pertamanya perempuan, mahasiswi di ODU, anak kedua laki-laki, kelas 6 (alias kelas 1 SMP -di AS SD hanya sampai kelas 5) dan anak ketiga berusia 9th dan homeshool.
Yang menjadi dilema bagi keluarga muslim yang memiliki anak laki-laki terutama yang remaja, adalah bagaimana mereka akan shalat Jum'at? Karena saat shalat Jum'at masih masuk jam sekolah, kalau mereka harus dijemput untuk shalat Jum'at di masjid pasti butuh waktu lebih dari 1 jam dan kecil kemungkinan untuk diberi ijin oleh sekolah. Tapi masak iya, anak laki-laki muslim tidak pernah (berlatih)/ pergi shalat Jum'at. Hal ini pula yang menjadi pemikiran Pak Fa.
Lalu Pak Fa menemui kepala sekolah di SMP tempat anaknya bersekolah. Dia menyampaikan tentang kewajiban anak lelakinya melakukan shalat Jum'at dan kemungkinan melakukannya di sekolah. "Saya akan datang ke sini setiap Jum'at siang untuk beribadah bersama anak lelaki saya dan 2 temannya yang muslim. Hanya butuh waktu sekitar 20 menit," jelas Pak Fa pada kepala sekolah.
Tidak diduga kepala sekolah menyambut baik ide tersebut. Pak Fa diijinkan memakai salah satu ruangan di sekolah untuk menyelenggarakan shalat Jum'at. Dan benar, sejak sekolah dimulai (sekitar awal September lalu) Pak Fa melakukan shalat Jum'at di sekolah anaknya dengan makmum 3 anak.
"Jika awal-awal saya masih harus menjelaskan tujuan saya datang setiap Jum'at, sekarang sudah seperti kegiatan rutin. Begitu saya datang, mereka sudah paham dan shalat Jum'at berjalan dengan baik. Bahkan beberapa saat yang lalu kepala sekolah menanyakan ke saya, 'Apa lagi yang bisa saya bantu untuk memudahkan anak Anda beribadah?'.." kata Pak Fa sebagaimana yang diceritakan mas Sigit kepadaku.
Shalat di sekolah yang menjadi sesuatu yang biasa di Indonesia, menjadi fenomena langka di sini. Beruntunglah keluarga-keluarga muslim yang memiliki anak lelaki yang sekolah di tempat yang sama dengan anak Pak Fa. Karena inisiatifnya memberikan jalan keluar bagi keluarga muslim yang ingin melatih anak mereka shalat Jum'at. Dan apa yang dilakukan Pak Fa memberikan inspirasi bahwa tidak perlu takut mencoba atau memperjuangkan hak untuk beribadah. Dimana ada kemauan pasti ada jalan.
Salut juga untuk sang kepala sekolah yang dengan senang hati memfasilitasi. Banyak lho, orang Amerika yang berbuat hal yang sama. Sebagaimana pengalamanku pribadi, beberapa kali shalat di salah satu ruangan di gereja karena sedang mengikuti kelas Bahasa Inggris atau ada acara yang kebetulan berbenturan dengan waktu shalat. Saat kusampaikan bahwa aku butuh beribadah, mereka dengan senang hati menunjukkan tempat yang bersih dan tenang.
Semoga cerita ini bisa memotivasi kita semua untuk berusaha menegakkan ibadah dimanapun kita berada..
*Sumber: https://www.facebook.com/aini.firdaus/posts/10207111657923192