"Welcome to the New Turkey"
Kolom Fahrettin Altun*
Daily Sabah, Turki
Hari besar telah tiba dan jutaan pemilih Turki telah mencapai keputusan akhir. Hari-hari menuju pemilihan umum pada hari Minggu cukup menegangkan: Turki menggelar pemilihan bersejarah disaat kelompok-kelompok illegal dan organisasi-organisasi terror mencoba meracuni politik sipil.
Sebelum pemilu, kelompok teroris PKK (Kurdi) dan gerakan Gulen mengambil langkah-langkah signifikan untuk mengacaukan kondisi Turki. Saat Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) kehilangan mayoritas kursi parlemen pada pemilu 7 Juni, teroris PKK melihat sebuah kesempatan untuk mengakhiri gencatan senjata selama 2 tahun dan kembali memulai serangan bersenjata. Para pengikut Gulen melakukan semua yang mereka bisa untuk mengintervensi politik. Daesh (ISIS) juga mengintervensi proses politik, dengan melakukan pengancaman dan pembunuhan terhadap warga Turki. Sementara itu, sebuah kelompok yang mendapuk dirinya sendiri sebagai kelompok intelektual berusaha mendiskreditkan pemerintah AKP Turki di panggung internasional. Selain semua hal ini, media mainstream melanggar kode etik pers dengan melegitimasi tindakan-tindakan dari organisasi teroris. Bersama-sama, mereka menyebut bahwa keadaan di Turki akan memburuk dan presiden Recep Tayyip Erdogan bersama AKP adalah pihak yang pantas disalahkan. Kemurkaan irasional pihak oposisi terhadap presiden telah mencapai titik puncak hingga pada akhirnya seluruh debat publik menjadi fokus pada Erdogan.
Sayangnya, partai sekuler CHP, partai nasionalis-fasis MHP, dan partai komunis-kurdi HDP memilih untuk menambahkan bensin ke api alih-alih mengikuti dialog-dialog yang berarti tentang masa depan bangsa. Pada akhirnya, para pemilih membuktikan bahwa oposisi salah. Dimana CHP gagal memberikan performa pemilu yang lebih kuat, MHP dan HDP secara efektif kehilangan suara dan kursi parlemen secara signifikan. Namun alih-alih berefleksi terhadap kesalahan diri mereka, tokoh-tokoh oposisi justru berusaha untuk mendiskreditkan seluruh proses pemilu dan hasil-hasilnya hanya beberapa jam setelah lebih dari 87% pemilih memberikan hak suaranya.
Sebelum pemilu, sejumlah ahli yang cukup beralasan telah menyebut bahwa rakyat Turki sendiri-lah yang akan memutuskan partai mana yang akan menjadi pemimpin. Pada hari Minggu, 49,4% dari jumlah pemilih bersatu dibelakang partai AKP pimpinan Ahmet Davutoglu dan memberi sang incumbent sebuah mandat untuk menjamin stabilitas, kedamaian, kesejahteraan sosial dan pertumbuhan ekpnomi. Karena itu, periode sela yang dimulai pada bulan Juni telah berakhir.
Setiap pemilu, tentunya, memiliki pemenang dan pecundang. Pada hari Minggu, AKP muncul sebagai pemenang mutlak dengan raihan mayoritas kursi parlemen. Musuh-musuh AKP, bersama dengan siapapun yang mengira berita-berita (dari oposisi dan barat -red) akan menjadi kenyataan, telah gagal. Pada akhirnya, kelompok-kelompok tertentu yang mencoba membajak kekuasaan politik melalui ancaman, penipuan dan kekerasan telah gagal. Politik sipil dan demokrasi telah menang.
Sejak 2011, Turki membuang banyak energi dan waktu dalam menghadapi tantangan-tantangan dari pihak yang sewenang-wenang. Disaat Turki sedang bergerak maju, kemajuan ini terhenti oleh protes Gezi Park, perang total terhadap Erdogan oleh para pengikut Gulen dan kekerasan oleh teroris PKK. Empat tahun kemudian, rakyat Turki dengan jelas menyatakan bahwa oposisi diluar cara yang sah -jalur parlemen- telah gagal. Di detik ini, semua orang wajib menghormati keputusan para pemilih dan secara jujur merefleksikan diri pada hasil pemilu. Lebih cepat seseorang menyerah pada jalur yang illegal, seperti orang-orang Turki sering sebut, akan lebih baik. Negara ini (Turki) menghadapi tantangan-tantangan serius yang harus dihadapi para politisi tanpa penundaan lebih lanjut.
Bergerak maju, parlemen akan diwajibkan untuk membuat undang-undang penting karena pemerintah menghadapi banyak tantangan seperti terorisme dan untuk menjaga ekonomi tetap berkembang meski tekanan hebat dari pihak asing. Telah memenangkan 317 kursi parlemen, pemerintahan Davutoglu akan memerlukan sebuah road map untuk proses demokratisasi dan mengakhiri polarisasi politik.
Welcome to New Turkey, where the entire country will hopefully unite around national interests and focus on overcoming the challenges ahead.
Selamat datang di era baru Turki, dimana seluruh rakyat akan bersatu disekitar kepentingan nasional dan fokus dalam menghadapi tantangan-tantangan ke depan.[]
*Sumber: http://www.dailysabah.com/columns/fahrettin-altun/2015/11/03/welcome-to-the-new-turkey