RESHUFFLE JILID DUA
Catatan Tarli Nugroho*
Sembari menunggu reshuffle yang sesungguhnya diumumkan oleh presiden, mungkin dalam waktu dekat, mari menebak-nebak kira-kira apa saja jabatan menteri yang akan diisi oleh muka-muka baru.
Ya, "apa saja" adalah isu pangkalnya, dan bukan "siapanya". Kenapa begitu? Karena reshuffle kabinet, sebagaimana yang sudah-sudah, pertama-tama adalah soal bagi-bagi kue dan kekuasaan, dan bukan soal evaluasi kinerja.
Mengingat partai yang akan bergabung dalam kabinet adalah PAN, yang 'track record' kursinya di kabinet selama ini selalu 'high profile', tentu saja jabatan-jabatan yang akan digeser pasti melibatkan satu atau dua jabatan penting dan basah di kabinet. Ini dipertegas oleh sesumbar Amien Rais tempo hari bahwa jika PAN hanya dapat satu atau dua kursi yang ecek-ecek, mereka sebaiknya tetap berada di luar pemerintahan.
Lalu, jabatan apa saja yang kira-kira berpotensi diisi muka baru?
Jika berbicara mengenai jabatan bonafide dan basah, akan ada beberapa layer jabatan yang berpotensi diisi muka baru dalam reshuffle nanti.
(1) Layer pertama adalah jabatan bonafide sekaligus basah yang sejauh ini belum diisi perwakilan partai politik, yaitu Menteri BUMN, Menteri ESDM, Menteri Keuangan serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Keempatnya saat ini diisi oleh orang-orang non-partai yang juga kebetulan lemah basis dukungan politiknya.
(2) Layer kedua adalah jabatan bonafide tapi tidak (terlalu) basah yang juga belum dirambah perwakilan partai politik, misalnya, Menteri Riset dan Dikti, serta Menteri Luar Negeri.
(3) Layer ketiga adalah jabatan-jabatan penting dan basah yang sudah diduduki oleh perwakilan partai politik, namun sedang banyak mendapat sorotan publik. Di jajaran ini ada Menteri Hukum dan HAM, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, dan Jaksa Agung.
(4) Layer keempat adalah jabatan-jabatan tidak terlalu basah yang sedang mendapat sorotan publik. Di kluster ini, misalnya, ada jabatan Menteri Pemuda dan Olah Raga.
PAN kemungkinan hanya akan mendapat jatah dua kursi di kabinet dengan peluang terbesar kombinasi antara jabatan di layer pertama dengan layer kedua. Dari dua layer itu, jabatan Menteri BUMN merupakan satu-satunya jabatan yang meskipun diduduki bukan oleh tokoh partai, namun sangat powerfull. Sulit membayangkan sosok Rini akan tergeser dari kabinet.
Sebaliknya, meskipun tiga jabatan di layer ketiga sedang mendapat sorotan akhir-akhir ini, jikapun diganti maka kemungkinan penggantinya tetap berasal dari partai yang sama. Terlalu berisiko bagi rezim Jokowi untuk kembali mengurangi jatah menteri Partai Nasdem, dan apalagi PDI-P.
Meskipun tak akan mendapatkan resistensi politik karena telah menggeser dua atau tiga kursi kelompok profesional non-partai dari dalam kabinet, saya kira pemerintahan Jokowi tetap tak akan mau kehilangan muka. Jatah kelompok non-partai mungkin akan digantikan di layer ketiga dan keempat. Di sini posisi Jaksa Agung, yang berada di luar kabinet, serta Menpora, mungkin akan diganti oleh kelompok profesional non-partai. Itu artinya, dalam reshuffle kali ini PKB akan berkurang jatah kursinya di kabinet.
Ya, ini hanya tebak-tebakan kalkulatif. Mungkin saja akan ada kejutan dalam reshuffle kedua nanti. Misalnya, mungkin saja Rizal Ramli akan dikeluarkan dari kabinet, karena sudah membuat gaduh dan berani mengusik-usik soal Freeport.
Kita lihat saja dalam satu atau dua minggu ke depan.
___
*Dari fb Tarli Nugroho (7/11/2015)