Oleh Chandra HafizunAlim
Akhir-akhir ini sering saya dapatkan komentar orang-orang kafir di situs-situs Islam. Mereka sudah tidak sembunyi-sembunyi lagi mengutarakan opini mereka ditengah kaum muslimin. Padahal apa yang mereka komentari tidak ada sangkut pautnya dengan mereka secara langsung. Mereka mengutarakan ketidaksukaan dan ejekan pada syariat Islam, para pejuang syariat, ulama, dan orang-orang saleh. Bahkan di antara mereka ada yang berani menyamar sebagai ustadz, ada koordinator JASMEV yang memakai jilbab padahal orang kafir. Fenomena apakah ini?
Terus terang selama bertahun-tahun saya berselancar di internet, baru beberapa bulan terakhir ini saja saya merasakan serangan mereka begitu masif. Tapi saya punya pendapat yang mungkin salah, mungkin benar. Pendapat saya, fenomena ini terjadi karena:
Pertama, mulai bermunculannya kasus korupsi yang melibatkan petinggi PKS. Kondisi ini mengakibatkan tergerusnya pengaruh positif politik Islam secara umum ditengah masyarakat. Karena saat ini ada anggapan bahwa satu-satunya partai Islam yang real adalah PKS, maka ketika PKS menjadi negatif, otomatis politik Islam akan menjadi negatif. Orang-orang kafir menggunakan situasi ini untuk kepentingan mereka; mempengaruhi opini publik bahwa Islam itu buruk.
Kedua, kemenangan Jokowi-Ahok di pilgub DKI lalu kemenangan Jokowi-JK di pilpres adalah dua kemenangan yang beruntun terjadi. Dua kemenangan ini dipercaya atau tidak adalah dua kemenangan yang sangat disukai oleh kelompok sekuler dan kaum kafirin. Berkat dua kemenangan ini mereka seolah mempunyai alasan untuk berani berbicara lebih lantang tanpa perlu takut lagi karena masyarakat sudah berubah.
Ketiga, Gubernur DKI orang kafir ditengah mayoritas muslim. Dia ngomong kasar, menjelek-menjelekkan ajaran Islam, umat Islam marah-marah toh ternyata tidak mempengaruhi Ahok. Ahok cuek saja. Orang-orang kafir sepertinya mengikuti jejak Ahok ini. Mereka menjelek-jelekkan Islam, umat Islam paling cuma bisa marah. Elit politiknya sudah lemah atau bila bersuara pun mereka akan dibully karena adanya kasus pertama di atas. Anehnya sebagian umat Islam malah ikut-ikutan membully. Sepertinya mereka terpengaruh dengan opini yang diciptakan oleh orang sekuler dan orang kafir.
Keempat, gencarnya syiar sekularisme dan kristenisasi. Sekularisme dan kristenisasi adalah dua hal yang seiring sejalan merusak dan melemahkan akidah umat Islam. Tokoh penting yang mengobarkan Ghazwul Fikr (perang pemikiran) terhadap umat Islam, yaitu Samuel Zwemer, adalah seorang pendeta. Berdasarkan data yang saya peroleh, dalam prosentase jumlah umat Islam di Indonesia terus berkurang dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil riset Yayasan Al Itsar Al Islam (Magelang) pada tahun 1999-2000 umat Kristen dan Katolik di Jateng telah meningkat dari 1-5%, kini naik drastis 20-25% dari total jumlah penduduk Indonesia. Dari laporan Riset Dep. Dokumentasi dan Penerangan Majelis Agama Wali Gereja Indonesia, sejak tahun 1980-an setiap tahunnya laju pertumbuhan umat Khatolik: 4,6%, Protestan 4,5%, Hindu 3,3%, Budha 3,1% dan Islam hanya 2,75%. Dalam Kiblat Garut 26 Juni 2012 disebutkan, semula umat Islam di Indonesia mencapai 95% kini anjlok menjadi 85%.
Kelima, melihat begitu masifnya serangan musuh-musuh Islam terhadap Islam dan umatnya, kemungkinan besar terorganisir dengan baik. Mereka menciptakan akun-akun kloningan untuk membentuk opini yang buruk tentang Islam. Mereka adalah Troll internet. Troll internet adalah kelompok pengguna internet yang biasanya masuk ke sebuah diskusi tentang suatu topik dengan tujuan mengacaukan diskusi tersebut, baik dengan tiba-tiba memaki dan berkata kasar sehingga memancing keributan atau berpura-pura bego. Troll sebenarnya sudah ada sejak dunia message board ada di internet, namun salah satu troll bayaran pertama di Indonesia atau troll profesional adalah Jasmev. Beberapa hari yang lalu akun facebook milik Ridwan Kamil diblokir facebook setelah sebelumnya beliau mengungkapkan fakta tentang sungai epicentrum yang diklaim pendukung Ahok adalah buatan Ahok.
Bersambung.....
*Sumber: https://www.facebook.com/chandra.hafizunalim/posts/1939869502904214