"Akang mau solat dulu di mushola," ujar Ujang kepada istrinya, Imas Masitoh (48). Istri dari buruh harian itu pun taat pada suaminya. Dia pulang terlebih dahulu, berjalan menuju rumah, masih ditemani rintik hujan.
Imas tak menyangka itu adalah solat Ashar terakhir suaminya, Ujang Rustaman (51). Hujan deras yang mengguyur kampungnya saat itu, Kampung Tagog, Desa Karang Mukti, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya mengakibatkan tanah longsor yang merenggut nyawa suaminya.
Melalui hujan deras, malaikat maut menjemput Ujang pukul 15.30 WIB, Rabu (25/11), saat longsor itu menyeret sebuah rumah, rumah makan, mushola, dan toko apotek. Semua properti tersebut jatuh ke jurang sedalam 30 meter karena terserer longsor. Longsor susulan terjadi pukul 18.00 WIB. Lima rumah pun kembali terancam hancur, oleh sebab terjadinya pergerakan tanah, seperti dilaporkan AKBP Susnadi seperti dilansir ROL.
Selain korban properti, dua kendaraan roda empat dan satu sepeda motor ikut terseret longsor. Dan Imas Masitoh, melaporkan: suami tercintanya hilang.
Laporan dari aktivis Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Jawa Barat Salman Al-Farisi, mengatakan pada saat longsor terjadi, Ujang bersama Imas meneduh di lokasi terjadinya longsor. Melihat waktu yang sebentar lagi masuk waktu solat Ashar, Ujang menyuruh istrinya pulang terlebih dahulu.
“ Akang mau solat dulu di mushola,” ujar Ujang kepada istrinya. Sebelum solat, menurut penuturan istrinya, Ujang mandi terlebih dahulu di tempat pemandian umum. Baru setelah itu menuju mushola.
Namun, itu ternyata jadi solat terakhir Ujang. Karena bangunan mushola itu tiba-tiba berderak cepat, dan blaasss....lantai mushola amblas ke bawah jatuh ke jurang sedalam 30 meter. Ujang pun tertimbun tanah. Ujang menjadi satu-satunya korban manusia di peristwa longsor tersebut.
Kamis, (26/11), LSM Kemanusiaan ACT Cabang Bandung mengirimkan tim berkunjung ke rumah istri almarhum di Kampung Pamoyan, RT 16/03, Desa Karang Mukti, Kecamatan Salawu, Tasikmalaya. Kepada keluarga almarhum Ujang Rustaman, khususnya istrinya Imas Masitoh, tim menyampaikan bela sungkawa adan menyampaikan bantuan uang tunai untuk keluarga korban. Tim ACT lokal juga ikut pencarian jensah bersama instansi kebencanaan daerah setempat. Jenasah akhirnya ditemukan pada hari Ahad (29/11) sore.
“Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya bapak Ujang, dan insya Allah beliau khusnul khotimah, karena meninggal saat hendak atau sedang menjalankan solat (Asyar),” ujar Atep, sapaan akrap Salman Alfarisi.
Sumber: ACT