Ketika Mossad Israel Gagal Meracun Tokoh Hamas Khalid Misyal


Si Penjajah Zionis Israel akan selalu berupaya memadamkan perlawanan rakyat Palestina salah satunya dengan cara membunuhi tokoh-tokoh pejuang Palestina. Dengan sembunyi-sembunyi (diracun), maupun dengan terang-terangan diroket.

Pimpinan PLO Yasser Arafat diracun agen Israel di rumah sakit militer di Paris, Prancis, 11 November 2004.

Sebelumnya, pada 22 Maret 2004, Syeikh Ahmad Yasin pendiri Hamas dibunuh dengan helikopter Israel menghantamkan 3 roket ke kendaraannya seusai salat Subuh dan dalam keadaan berpuasa.

Salah satu tokoh Hamas yang lolos dari upaya pembunuhan dengan diracun adalah Khalid Misy'al, Ketua Biro Politik Hamas.

Arti dari nama Khalid Misy’al (خالد مشعل) adalah nyala api (misy'al) yang tidak pernah padam (kholid). Inilah seorang pemimpin gerakan Islam abad ini yang sangat ditakuti Amerika dan Israel.

Pengawal Khalid Misy’al, Muhammad Abu Saif menceritakan tentang upaya pembunuhan Khalid Misy’al yang dilakukan agen Mossad pada 25 September 1997 di Amman, Yordania.

Berikut petikan wawancara Muhammad Abu Saif.

Bagaimana awal kejadiannya?

Saat itu sedang keluar dari sebuah acara. Misy’al dan pengawal yang satu di mobil pertama. Saya di mobil kedua di belakang. Tiba-tiba, saat mobil Miy’al berhenti ada dua orang menyerang Misy’al. Yang satu tinggi besar berwajah Arab, yang satunya agak kecil berwajah Yahudi.

Misy’al dijatuhkan dengan posisi wajah di bawah. Pria Arab yang besar dengan tangannya yang terbalut seperti memasukkan sesuatu -racun- e bagian belakang kepala Misy’al. Pria yang kecilnya melumpuhkan pengawal Misy’al yang semobil dengannya.

Bagaimana reaksi orang-orang yang melihat?

Kejadiannya memang siang hari tapi jalanan sepi.

Kemudian?

Misy’al masih sadar. Kemudian saya berlari dan menyerang kedua intel Mossad itu. Saat saya serang kakinya, intel yang besar lompat. Saat lompat itu saya tendang kakinya kemudian dia jatuh tersungkur dengan wajahnya. Namun keduanya bisa kabur.

Lalu apa yang terjadi pada Misy’al?

Misy’al masih sadar dan segera dibawa ke kantor HAMAS di Amman. Sejak itu diketahui racun yang disuntikkan ke Misy’al bekerja saat tidur yang mempengaruhi pernafasan. Hingga korbannya bisa terlihat mati secara wajar karena sesak nafas.

Bagaimana dengan dua orang tadi?

Kedua orang tadi lari dijemput mobil. Saya kejar tapi tidak kena. Kemudian saya hapalkan saja plat nomor mobilnya. Saya ambil mobil kemudian saya kejar. Saya kejar cukup jauh, sepertinya mereka mengira misi mereka telah berhasil. Dua orang penyerangnya turun dari mobil menuju pertokoan, sopirnya melaju ke arah kantor  Kedutaan Besar Israel.

Saya sudah membawa batu. Kemudian saya dekati yang dua orang tadi dari jarak 100 meter hingga jarak 40 meter. Tapi mereka melihat dan mengenali saya kemudian kita kejar-kejaran.

Pada jarak 20 meteran, saya lempar batu itu mengenai si badan besar. Segera saya renggut kerah baju si besar itu sampai dia tidak bisa nafas. Ketika saya mengusai si besar, yang badan kecil memukul kepala saya hingga berdarah. Pandangan saya seperti gelap. Yang badan kecil terus menyerang saya dengan batu tapi saya gunakan si badan besar jadi tameng.

Kemudian saya berkelahi satu lawan satu dengan si badan kecil. Sampai dia saya jatuhkan ke jalanan yang lebih rendah yang banyak orang.

Kemudian banyak orang mau melerai, ada juga di situ seorang polisi.

Kemudian?

Saya bilang ke mereka ini adalah urusan politik. Yang besar diurus polisi, yang kecil saya yang pegang. Keduanya kita bawa ke kantor HAMAS.

Sementara Misy’al tidak sadarkan diri selama 48 jam, dia dibantu dengan alat pernafasan. Alhamdulillah, dengan dua orang itu kita bisa menekan Zionis untuk memberikan penawar racun untuk Misy’al. Tidak hanya itu, dua orang agen Mossad itu juga kita tukar untuk membebaskan Syaikh Ahmad Yasin yang saat itu dipenjara Zionis Israel.

Direktur Mossad Beberkan Upaya Pembunuhan Misy'al


Usaha pembunuhan Khalid Misy'al ini juga dibeberkan Direktur Mossad saat itu, Mayjen Danny Yatom.

Pada 2010, Danny Yatom bercerita panjang tentang kegagalannya membunuh Khalid Misy’al, Kepala Biro Politik Hamas. Dialah otak dari rencana pembunuhan biadab itu. Baginya, para pejuang pembebasan tanah Palestina dan Hamas, hanyalah kelompok teror (teroris) dan hanya akan mempersulit “penjajahan” Israel di wilayah itu.

Dalam wawancara dengan Al-Jazeera, Danny Yatom membeberkan kegagalannya membunuh Khalid Misy’al. Berikut petikannya:

Selama menjabat Direktur Mossad Anda pernah mencoba membunuh pemimpin Hamas Khalid Misy’al, tapi gagal. Bila melihat peristiwa lalu, bisakah disebut Anda telah melakukan kekeliruan?

Saya tidak berpikir seperti itu. Perdana menteri Israel Yitzhak Rabin kala itu meminta Raja Hussein menutup markas besar Hamas yang berada di Amman. Sayangnya, Raja Hussein menolak. Ia mengatakan, rakyatnya dapat memonitor Khalid Misy’al. Dan menurutnya, ia lebih baik di Amman dibanding jika berada di tempat lain. Tetapi Mukhabarat (agen keamanan Yordan) tidak melakukan tindakan apa pun.

Terus?

Kita mempunyai semua informasi. Khalid Misy’al adalah dalang dibalik banyak penyerangan yang memakan banyak korban jiwa.

Setelah teror menyerang Yerusalem, Benjamin Netanyahu (Perdana Menteri Israel waktu itu), meminta para pemimpin-pemimpin keamanan memberi usulan bagaimana caranya melawan Hamas. Saran saya bukan Khalid Misy’al dan bukan pula Yordan.

Apa usul Anda saat itu?

Di tempat lain, bukan di kawasan Arab.

Seseorang atau sesuatu?

Sesuatu. Netanyahu memutuskan bahwa saran saya tidak cukup menyulitkan Hamas. Dia meminta saya pergi. Dan ketika opsi datang, dan rencana menjadi kenyataan, akhirnya Khalid Misy’al (harus dilenyapkan).

Kita sangat memahami bahwa itu sangat riskan bila dilakukan di Yordan. Karena itu, kita memutuskan untuk melakukan dengan cara diam-diam. Tetapi ada kegagalan. Agen-agen kita ditangkap oleh polisi Jordan.
Segera setelah itu, saya menemui Raja Hussein dan mengatakan kepadanya bahwa kami mempunyai penangkal racun untuk mencegah Misy’al meninggal.

Kami menawarkan penawar racun, karena saya memahami bahwa jika Misy’al mati setelah orang-orang kami tertangkap (artinya Mossad Israel ketahuan dalang pembunuhan -red), itu hanya akan memperumit situasi.

Yordania menolak karena mereka memikirkan rencana lain. Sementara, Khalid Misy’al sekarat, Yordania menuntut kami untuk memberi mereka lebih banyak informasi penangkal racun. Kami memberikannya dan mereka akhirnya yakin. Mereka memberinya suntikan dan sejak itu ia mulai sembuh.

Akankah Israel berencana membunuh Misy’al lagi?

Sikap Israel, siapapun yang melaksanakan teror, ia tak akan menikmati kekebalan.

Dan Mossad memilih penyelesaian di luar pengadilan atau pembantaian, begitu?

Cara saya akan merujuk pada sikap Israel tadi. Bahwa siapa pun melakukan teror, ia tidak menikmati kekebalan di mana pun.

Tanpa hormat kepada hukum internasional?

Dengan memandang apa yang pernah disampaikan Presiden (Amerika) Bill Clinton bahwa: harus ada nol toleransi untuk teror.

***

Begitulah watak penjajah Israel dan upayanya untuk melenyapkan para pejuang kemerdekaan Palesttina.

__
Sumber: Islampos, Hidayatullah


Baca juga :