Israel Jadikan Serangan Paris Untuk Membenarkan Kolonialisme Atas Bangsa Palestina


Sejak operasi serangan oleh ISIS yang telah membunuh hampir 130 orang dalam serangkaian serangan di Paris pada hari Jumat (13/11), para pemimpin Israel tanpa membuang waktu segera mengeksploitasi tragedi tersebut untuk membenarkan serangan terhadap bangsa Palestina.

Selama puluhan tahun Israel telah mencoba untuk ‘menjual’ (menjadi pembenaran) kolonialisasi mereka terhadap Palestina sebagai sebuah usaha untuk memerangi terorisme Islam. Memang benar, doktrin “war on terror” telah lama didorong oleh Israel untuk membenarkan penindasan terhadap bangsa Palestina. Tapi baru setelah tahun 2001 framing ini benar-benar mendapat angin.

Berbicara di Universitas Bar Ilan pada 2008, perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu menyombongkan bahwa Israel “ mendapat keuntungan” dari serangan 9/11 oleh al-Qaeda di WTC dan Pentagon, yang disebutnya telah berhasil “ menggeser opini umum publik Amerika menjadi mendukung kita.”

Para pemimpin Israel berharap bahwa serangan Paris dapat memainkan peran yang sama

Segera setelah serangan Paris tersebut, Netanyahu, yang bertanggungjawab atas pembunuhan 551 anak-anak di Jalur Gaza selama musim panas 2014, mengeluarkan sebuah pernyataan mengutuk “terorisme militan Islam” yang “dengan sengaja dan sistematis menargetkan warga sipil” dari Paris hingga Jerusalem.

“Seperti yang telah saya katakana selama bertahun-tahun, terorisme islam militan telah menyerang masyarakat kita karena mereka ingin menghancurka peradaban dan nilai-nilai yang kita miliki,” sebutnya.

Mencoba menghubungkan sebuah hubungan yang sebetulnya tidak ada, Netanyahu kemudian memberitahu kabinet pemerintahannya bahwa pembunuhan terhadap dua pemukim illegal di Tepi Barat “hanya beberapa jam” sebelum serangan di Paris tidak berbeda dengan pembunuhan yang terjadi di Perancis.

Sejak 1 Oktober (saat meletusnya Intifadha), pasukan Israel telah membunuh 80 orang Palestina, termasuk setidaknya 15 anak-anak, puluhan diantaranya disebut oleh amnesti international sebagai “pola yang jelas” dari eksekusi yang disengaja.

Setidaknya 12 orang Israel telah dibunuh oleh orang Palestina dalam periode yang sama, hasil yang dapat diduga dari peningkatan kekerasan ala kolonial oleh Israel.

Para pemimpin Israel akan mengeksploitasi kemungkinan apapun untuk menyimpang dari kenyataan sembari mendorong narasi bahwa bangsa Israel adalah korban tak bersalah yang diteror oleh bangsa palestina.

“In Israel, as in France, terrorism is terrorism and standing behind it is radical Islam and its desire to destroy its victims,” Netanyahu told his cabinet. “The time has come for countries to condemn terrorism against us to the same degree that they condemn terrorism everywhere else in the world.”

“Di Israel, seperti di perancis, terorisme adalah terorisme dan yang berada di belakangnya adalah Islam radikal dan hasrat mereka untuk menghancurkan para korban,” sebut Netanyahu dalam rapat kabinetnya. “Telah tiba waktunya untuk negara-negara untuk mengecam terorisme terhadap kita dalam tingkat yang sama mereka telah mengecam terorisme dimana saja di dunia ini.”

Netanyahu ingin menghapus pendudukan militer Israel dari tanggungjawab apapun dalam kekerasan terhadap Palestina, menyebut  "kita harus mengingat- kita tidak dapat disalahkan untuk terorisme yang diarahkan terhadap kita, sama seperti perancis tidak dapat disalahkan atas terorisme yang diarahkan terhadap mereka. Para terorislah yang harus disalahkan untuk terorisme, bukan pendudukan, bukan pula pemukiman dan bukan pula penyebab lain. Sudah menjadi hasrat mereka untuk menghancurkan kita sehingga menyebabkan konflik yang terus berulang seperti ini dan mendorong agresi pembunuhan terhadap kita.”

Kebrutalan Israel terhadap warga Palestina, yang “memiliki niat membunuh yang sama seperti mereka yang di paris,” dapat dibenarkan, sebut Netanyahu. Berkat kebijakan agresif kita terhadap terorisme- untuk mengontrol area, pergi ke desa-desa, menghancurkan rumah para teroris dan mengambil langkah pencegahan terhadap infrastruktur-infrastruktur terorisme- bersama dengan aksi yang kuat dari militer Israel dan badan-badan keamanan yang melakukan kebijakan ini, kita telah sukses dalam mencegah bencana yang lebih buruk,” sebut Netanyahu.

Sumber: electronicintifada.net

***

Jadi....

ISIS = Israeli Secret Intelligence Service

Kalau ingin tau secara mudah dalang peristiwa, gunakan logika: SIAPA yang DIUNTUNGKAN dengan peristiwa tersebut?

Baca juga :