Erdogan: Rezim Assad Dan Sekutunya (Rusia-Iran) Donatur Utama ISIS


Presiden Turki, Rajeb Tayyeb Erdogan menantang Rusia untuk memberikan bukti-bukti bahwa Ankara pernah membeli minyak dari Daesh (ISIS). Erdogan juga mengatakan, bahwa Basyar Assad dan para pendukungnya (Rusia-Iran) yang menjadi donator utama dan yang mempersenjatai ISIS. Seperti yang dilansir situs huffpostarabi.com, Kamis (26/11).

"Those accusing Turkey of buying oil from Daesh are liars. Daesh sells oil to Assad, [whom Russia supports]" (Mereka yang menuduh Turki membeli minyak dari Daesh adalah pendusta. Daesh menjual minyak ke Assad, [yang didukung Rusia]) -- Kata Presiden Erdogan yang di livetwitkan @DailySabah.

Pada saat pertemuan dengan petinggi Ankara, Erdogan menyatakan bahwa Turki senantiasa mewaspadai dan melakukan tindakan preventif untuk menghalangi terjadinya penggelapan minyak yang dilakukan oleh Daesh, di seluruh perbatasan Turki, dan kedisplinan Turki dalam melawan Daesh tidak dapat diragukan lagi.

"Hampir tidak ada satupun negara yang serius dalam memerangi Daesh selain Turki. Dan Turki adalah negara pertama yang melabel Daesh sebagai organisasi teroris pada tahun 2005. Waktu itu Belum lagi bernama ISIS. Dan pada tahun 2013 ketika resmi bernama ISIS barulah ramai-ramai ikut melabelnya sebaga teroris. Dan kami akan terus istiqamah dalam memeranginya," tegas Erdogan.

Erdogan memastikan, "Bahwa mereka-mereka yang mengirim pasukannya ke Syiria dengan alasan melawan ISIS; tujuan mereka yang sesungguhnya adalah membasmi oposisi moderat yang berperang melawan rezim Basyar Assad. Sementara ISIS dibiarkan begitu saja tanpa pernah tersentuh. Semua dapat melihat hal itu secara kasat mata".

Erdogan berjanji akan terus-menerus membantu kelompok-kelompok oposisi moderat dan Suku Turkmen Syiria dalam melawan rezim Basyar.

Pernyataan-pernyataan Erdogan tersebut disampaikan dua hari setelah pesawat tempur Rusia ditembak jatuh oleh Turki karena telah melanggar batas wilayah udara Turki.

Sementara itu Perdana Mentri Rusia, Dmitry Medvedev menginstruksikan kepada pemerintahannya untuk segera melakukan berbagai proses yang mencakupi penghentian sebahagian proyek investasi bersama dengan Turki, sebagai balasan untuk Ankara karena sudah menjatuhkan pesawat tempur Rusia. (Syafruddin Ramly)

Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=c78osB56Fl8
http://www.huffpostarabi.com/2015/11/26/story_n_8654302.html


Baca juga :