Sindiran Cover 'Asap' Koran Republika Menuai Simpati Banyak Kalangan


Koran Republika yang terbit edisi hari ini, Kamis 8 Oktober 2015, tampil beda. Di halaman cover depan dipenuhi asap sehingga isi tulisan sangat sulit untuk terbaca.

Ide ini dituangkan redaksi Republika menanggapi tidak pernah tuntasnya penanganan kabut asap oleh pemerintah. 

"Hari ini Republika tampil beda sebagai bentuk simpati untuk para korban asap. Kita ingin tunjukan sikap kita yang sangat kuat mendorong persoalan asap agar ditangani lebih serius," kata Wakil Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaidi, Kamis (8/10), dilansir ROL

Halaman koran Republika yang buram terpapar kabut asap sontak menyita perhatian berbagai kalangan terutama di sosial media.

"Harus diakui hari ini Republika keren," komen @hansdavidian jurnalis The Jakarta Post. 

"Hanya 1 Media Cetak yg tetap angkat soal Asap ...," cuit akun @reporterjail yang biasa meliput Jalur Selatan hingga Utara Jawa.

"Keren HL halaman 1 Republika. Kritik untuk pemerintah yang belum bisa menolong warganya dari kabut asap," komen wartawan Kompas, @BiLLYKOMPAS.

"Saat Tertutup Asap Semua Berita Menjadi Sulit Dibaca. Hari ini angkat topi, Republika," tulis @meutya_hafid.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera, Fahri Hamzah ikut mendukung ide sosial yang digagas Republika. "Harus punya Republika hari ini," ujarnya di akun @Fahrihamzah.

Hal senada juga diungkap penuli novel Habiburrahman el Shirazy. "Pesan scr grafis hlm depan Republika hari ini keren banget. Kalau pemerintah masih buta dan tuli kebangeten!," tulisnya di akun @h_elshirazy.

"REPUBLIKA. KEREN!!! Pengen nyalamin yg punya ide!!!" cuit netizen @valdyabara.

Sampai saat ini kabut asap yang menyelimuti sejumlah wilayah di Tanah Air masih sangat membahayakan dan mengganggu aktivitas masyarakat. Sudah sangat banyak korban yang jatuh. Namun demikian pemerintah belum menetapkan sebagai Bencana Nasional.

Baca juga :