Semoga Raja Salman dan Presiden Erdogan Tetap Tersenyum


Oleh Fairuz Ahmad
Penulis 'Hadiah Cinta dari Istanbul'

Secara pribadi sebagai orang mukmin, sebenarnya tidak ada masalah Raja Salman dan Presiden Recep Erdogan mengumumkan perang terhadap Israel atau Basyar Assad. Tapi kedudukan keduanya yang cuma sebagai penguasa negaranya masing-masing dan bukan sebagai khalifah yang mengurusi seluruh umat Islam maka pilihan mengumumkan perang terhadap negara lain pasti bukan pilihan tepat secara fiqih. Kondisi umat Islam sekarang yang bagaikan buih dan terpecah-pecah tak mungkin bisa disuruh ikutan perang oleh Raja Salman dan Presiden Erdogan. Jadi kalau keduanya menyerukan perang berarti sama saja mengajak bunuh diri rakyat Saudi dan Turki.

Sebagai negara yang tidak sedang berkonflik fisik, maka melindungi nyawa rakyat dengan menahan diri dari seruan perang adalah pilihan yang tepat secara fiqih.

Hendaknya kita sebagai orang mukmin mengerti betul dengan kondisi keduanya yang sekarang sedang digiring untuk dijatuhkan. Dan sedikit celah keduanya -karena melakukan pilihan-pilihan sulit- pastinya menjadi modal dan amunisi bagi musuh buat menyebarkannya dengan bumbu busuk kesalahan agar ditelan mentah-mentah oleh kaum nyinyiriin wa nyinyiraat.

Oleh karena itu wahai sekalian nyinyiriin wa nyinyiraat, bila Anda masih mencibir dan mempertanyakan kedua pemimpin umat tersebut kenapa tidak menyerukan perang terhadap Israel dan Basyar Assad, maka apakah setelah diserukannya qital lantas Anda juga serta-merta berani setor nyawa? Ataukah tetap sebagai nyinyiriin wa nyinyiraat?

Bukankah dahulu ada sekelompok "omdo" dari kalangan Bani Israel yang ngotot ingin memiliki seorang pemimpin buat melawan Jalut? Dan nyatanya, sekali omdo tetap saja omdo.

Lebih baik uang recehan Anda, Anda sumbangkan ke kaum muslimin Palestina dan Suriah daripada kesana kemari cuma menegaskan diri sebagai kaum Ruwaibidhah.

Ini pendapat saya pribadi terkait sikap Raja Salman dan Presiden Erdogan, tapi kalau masih ragu silakan tanya pada semua Masyayikh dan Ulama, tepatkah pilihan kedua pemimpin tersebut secara fiqih saat menyerukan perang melawan Israel dan Assad di tengah kondisi rakyatnya secara khusus dan kaum muslimin secara umum yang berantakan seperti sekarang?[]


Baca juga :