Dulu saya pernah menulis ini (Presiden yang Tertukar) mengomentari foto Presiden Joko Widodo saat berjalan bergandengan dengan Walikota Bandung dan beberapa orang Menteri di KAA Bandung. Dan kemudian ramai dan menjadi viral di media sosial.
Tentunya bukan benar-benar tertukar. Bisa heboh jagad persilatan. Tagar 'presiden yang tertukar' hanya untuk menjelaskan tentang 'gestur'.
Kini, 'Presiden yang tertukar' menjadi ramai kembali. Usai di Korsel Megawati disebut sebagai Presiden, sekarang giliran USA. Sebuah media besar di Amerika Serikat, The Washington Post, keliru memberitakan dan memuat gambar.
Di halaman A10, terdapat sebuah foto hasil jepretan Jim Watson dari Agence France-Presse yang menampilkan Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu, sedang memberi hormat di samping Sekretaris Pertahanan AS Ashton B Carter.
Pada keterangan foto yang terbit Selasa (27/10) kemarin tersebut, The Washington Post menulis Ryamizard sebagai Jokowi. Padahal, pada hari itu Presiden Joko Widodo tidak sedang berada di Pentagon.
"Indonesian President Joko Widodo salutes a color guard at the Pentagon, on Monday. At right is Defense Secretary Ashton B. Carter". Demikian tulis The Washinton Post.
Murni salah muat akibat ketidaksengajaan? Media sekelas Washington Post tentu memiliki editor handal. Apalagi versi cetak yang tidak bisa dihapus sebagaimana versi online. Tentu editornya berlapis.
Ah, ternyata bukan cuma The Washington Post. Kanal berita The Strait Times pun melakukan kekeliruan mengidentifikasi yang mana Presiden Indonesia. Pada cuitannya hari Senin (26/10) di Twitter, The Strait Times (@STcom) mengunggah foto dan berita yang keliru. Hanya saja, karena di media sosial, cepat bisa dihapus dan diganti.
Ini adalah tentang gestur, sekali lagi. Dan The Washington Post maupun The Strait Times sewajibnya meminta maaf. Kasihan Pak Presiden...
[Azzam Mujahid Izzulhaq]