Ankara - Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, menjelaskan siapakah sebenarnya ISIS dan organisasi-organisasi lain yang saat ini terlibat dalam krisis di Suriah dan merencanakan kerusuhan di Turki.
Seperti dilansir kantor berita Turki Anadolu, Sabtu (17/10/2015), Davutoglu mengatakan, “Ada intelijen rezim Bashar Asad yang berkuasa di ISIS. Ada juga intelijen yang sama, dan intelijen negara lainnya yang terdapat di Partai Persatuan Demokrasi (Kurdi Suriah/PYD), organisasi teroris Partai Buruh Kurdistan (PKK), dan Partai Kebebasan Rakyat Revolusi (DHKP-C)”
Menurut Davutoglu, semua organisasi teroris itu mempunyai tujuan yang sama, yaitu menyebarkan kerusuhan. ISIS, PKK, DHKP-C dan lainnya ingin Turki tidak stabil. “Di luaran, sesama mereka seperti saling bermusuhan, padahal tujuan mereka sama secara prinsip. Mereka sama-sama ingin menyebar kerusuhan. Suriah sangat ingin terjadi kerusuhan di Turki,” demikian jelas Davutoglu.
Davutoglu juga menjelaskan bahwa ISIS didirikan oleh beberapa orang kriminal yang dibebaskan rezim Bashar Asad dari penjara. Sumber pasukan ISIS bukanlah para pejuang dari berbagai negara asing, seperti yang saat ini banyak diberitakan. Para pejuang itu baru bergabung belakangan.
Sabtu (10/10/2015) pekan lalu Turki diguncang dua bom besar di ibukota Ankara sekitar pukul 10.05 waktu setempat. Sekitar 97 orang tewas dan 250 luka-luka. Dua ledakan bom tersebut terjadi di kawasan persimpangan jalan di dekat stasiun kereta api di Ankara.
Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan bahwa beberapa tersangka yang berada di belakang bom bunuh diri di ibu kota Ankara telah menghabiskan beberapa bulan di Suriah dan bisa berkaitan dengan ISIS ataupun PKK.
“Kami sedang melakukan investigasi terhadap dua organisasi teroris, Daesh (ISIS) dan PKK, karena kami memiliki bukti kuat terkait kaitan pengebom bunuh diri dengan Daesh, tapi juga beberapa kaitan dengan kelompok PKK,” kata Davutoglu kepada Reuters, Rabu (14/10), seperti dikutip CNN Indonesia.