Melemahkan Turki, Target Utama Rusia


By: Nandang Burhanudin

Banyak pertanyaan seputar sepak terjang Rusia di Syiria. Rusia mengubah semula hanya dukungan politik, menjadi dukungan militer langsung. Mengubah peran mediator, menjadi eksekutor bahkan predator sekaligus.

Fakta di lapangan. Kedatangan Rusia di Syiria, bukan untuk melemahkan ISIS. Tapi untuk melemahkan mujahidin yang sudah merangsek mengalahkan Assad. Sementara ISIS dibiarkan sesuai target AS, masuk dalam bagian memecah Syiria menjadi tiga negara: Sunni, Kurdi, dan Syiah.

Ancaman terberat dari invasi Rusia sebenarnya Turki. Negara yang terang-terangan menolak keberadaan Assad, dan sejak lama meminta AS-UE-Rusia dan PBB untuk memberlakukan zona aman bagi sebagian wilayah Syiria berbatasan dengan Turki.

Hanya saja, AS-UE-PBB-Rusia tahu, jika peran Turki terlalu besar lalu berhasil menyingkirkan Assad. Mereka khawatir, justru kekuasaan Syiria dikendalikan mujahidin yang anti Israel.

Selain hal di atas, kedatangan Rusia justru memperkokoh suku Kurdi yang baru-baru ini melanggar gencatan senjata dengan pemerintahan Turki. Maka wajar, Rusia disambut gempita oleh rakyat Kurdi Syiria-Irak-Turki. Berharap bantuan berdirinya negara Kurdi merdeka.

Turki memprotes pelanggaran udara AU Rusia. NATO dimana Turki menjadi anggotanya, nampak lebih mengedepankan "ancaman dalam toa". Seakan mengantisipasi gertakan Turki, Rusia mengirimkan senjata sangat taktis dan strategis. Tentu tidak diperlukan, jika hanya sekedar mengalahkan ISIS. Misalnya rudal SA-22 atau tank baja T-90. Jenis rudal inilah yang pernah merontokkan F-16 Turki tahun lalu.

Prediksi saya, Turki akan menahan diri untuk tidak buru-buru berhadapan dengan Rusia. Turki terutama AKP, harus fokus menyelesaikan Pemilu 1 November yang akan datang. Di sisi lain, Turki memiliki ketergantungan gas terhadap Rusia. Hal yang tentu akan menggangu keamanan dalam negeri Turki. Poin ini akan menjadi amunisi pihak-pihak yang merindu keruntuhan AKP dan Erdogan. Jika Erdogan dan AKP kalah, maka yang paling bahagi adalah Israel dan antek-anteknya. Wallahu A'lam.


Baca juga :