Kader PKS, Memasuki Dakwah Kultural


by @irfanenjo

1. Partai Dakwah sudah sampai pada agenda suksesinya

2. Ada yg regenerasi dan ada pula cuma sekedar rekomposisi

3. Terlepas itu semua proses suksesi terlihat mulus dan aman terkendali

4. Tahap berikutnya adalah distribusi SDM di struktur partai

5. Jumlah SDM Partai Dakwah lebih banyak dari jumlah quota di struktur partai

6. Artinya Partai Dakwah tdk akan cukup menampung kader-kader Partai Dakwah di dalam strukturnya

7. Padahal kader-kader Partai Dakwah memiliki talenta yg beragam dan sgt bisa di optimalkan utk kamaslahatan ummat

8. Oleh sebab itu aktualisasi potensi atau talenta kader tdk bisa di ukur dari masuk atau tidaknya kader dlm struktur Partai Dakwah

9. Terlalu sempit struktur Partai Dakwah utk menampung kader-kader bertalenta

10. Artinya ruang2 kontribusi kader tdk bisa di ukur dg jabatan struktural Partai Dakwah

11. Jabatan struktural bukanlah satu-satunya ruang kontribusi kader, sehingga bukan suatu kekurangan apalagi kehinaan kalau kader tdk masuk dlm jabatan struktural

12. Cara pandang kader harus dibuka seluas-luasnya, terlalu banyak ummat menunggu kontribusi kader2 Partai Dakwah dlm kehidupan mereka

13. Ruang Dakwah kultural di masyarakat sangat terbuka luas, indikatornya bukan sekedar suara pemilu atau pilkada, tetapi sejauh mana masyarakat menerima nilai2 Islam dlm kehidupan mereka

14. Kerja dakwah di masyarakat tdk bisa secara ekstrem di ukur dgn konversi suara, terlalu sempit

15. Berbagai segment masyarakat baik berbasis teritorial atau komunitas membutuhkan sentuhan dakwah kader Partai Dakwah

16. Bawa nilai2 Islam dg cinta ke masyarakat, sentuh hati mereka, edukasi mereka dg nilai2 Islam, sebagaimana Mushab bin Umair melakukannya ke masyarakat Madinah sebelum hijrahnya Rasulullah SAW

17. Jangan terjebak acara2 struktural Partai Dakwah, terkungkung pada kegiatan formal dan seremonial kepartaian, tapi tdk menyentuh kebutuhan masyarakat akan dakwah

18. Kader Partai Dakwah bukan hanya sekedar "ahli syuro" tapi "terasing" dr masyarakatnya

19. Kader Partai Dakwah jangan terjebak hanya pada Mutaba'ah Yaumiyah dan target2 struktural tapi tdk turun ke lapangan berjibaku mengedukasi masyarakat dg nilai2 Islam

20. Menjadi "informal leader" menjadi lebih penting sebelum menjadi formal leader

21. Ketokohan dan kepemimpinan kader Partai Dakwah sgt dibutuhkan di tengah2 ummat

22. Ribuan ummat menunggu sentuhan dakwah...

23. Di sekolah2, di kampus2, di warung2, di komunitas2, di majelis2 taklim, di birokrasi, di ormas dan perkumpulan, dan di banyak tempat lagi kader dakwah di tunggu kehadirannya.

24. Di situ lah dakwah yg sesungguhnya, nyata, bukan sekedar rapat2 struktural tapi tanpa aksi, atau perencanaan kegiatan tanpa menyentuh dan melibatkan masyarakat secara berkelanjutan

25. Saatnya kader dakwah masuk ke masyarakat secara massiv

26. Kader2 dakwah yg tdk tertampung di struktur Partai Dakwah jangan lantas jadi "pengangguran dakwah" shg tidak produktif lagi dlm dakwah dan memberikan manfaat ke masyarakat

27. Terlalu banyak ladang amal dakwah yg di sediakan Allah SWT...Sampai2 Hasan al Banna mengatakan : "kewajiban lebih banyak dr waktu yg tersedia"

28. Jangan jadi kader "autis" yg cuma sibuk dg dunianya sendiri, pas mau pemilu/pilkada baru sibuk wara-wiri ke masyarakat

29. Dakwah di masyarakat adalah misi semua kader, mengedukasi dan membimbing masyarakat ke jalan Islam adl kewajiban setiap kader

30. Hasil2 dakwah kita tdk serta-merta bisa di konversi menjadi suara Partai Dakwah, karena kadangkala ada logika yg tidak ketemu

31. Keberhasilan dakwah juga tdk serta-merta bisa di ukur dg kemenangan Pemilu/Pilkada, karena mendulang suara Pemilu/Pilkada ada dunianya sendiri, dakwah hanyalah salah satu unsur dlm pendulangan suara, banyak unsur lain yg mempengaruhinya: Ketokohan, desain pemenangan, citra partai, citra caleg atau calon kepala daerah, logistik kampanye adalah bbrp faktor2 lain yg mempengaruhi capaian suara Partai Dakwah.

32. Biarlah struktur Partai Dakwah yg optimal memikirkan itu, bagi kita sbg kader tugasnya adl beramal dakwah secara maksimal di tengah masyarakat, apakah dia ada atau tdk ada amanah partai. Terlalu sempit cara pandang kita kalau indikator kontribusi dakwah hanya di ukur dg jabatan/amanah di partai.

33. Semoga hasil Muswil dan Musda 2015 ini menjadi momentum utk "mengaktivasi" kader dakwah di tengah2 masyarakat sebagaimana kita menekan tombol "ON" di gadget, sehingga gadget mendapat sinyal yg kuat dan pada akhirnya bisa "terkoneksi".

EnjoCity Pulogadung

12 Oktober 2015


Baca juga :