 |
| Penulis (slayer orange) bersama kakek-nenek Turkey saat mendaki gua Tsur |
[Catatan perjalanan haji]
Oleh Ust. @dedhi_suharto
1) Haji memang tak ada hubungan-nya dengan gua Hira & gua Tsur, tapi saya tertarik untuk mendakinya. Ingin tahu apa yg dialami Nabi Muhammad SAW.
(Gua Hira tempat Nabi menerima wahyu pertama, Gua Tsur tempat Nabi berlindung saat Hijrah -red)
2) Awalnya banyak yg mau ikut ke gua Hira. Saat berangkat tinggal berdua, saya dan ustd Yusuf Dardiri. Berdua tetap berangkat. Nekat ...hehe..
3) Puas rasanya bisa di puncak Jabal Nur tempat gua Hira berada. Sebuah tempat yg sangat inspiratif. Banyak gunung2 batu mengitari.
4) Sebagai novelis, saya merasakan aura inspirasi yg sangat luar biasa. Pantaslah tempat itu jadi turunnya wahyu pertama.
5) Sukses mendaki ke gua Hira, berdua kami mendaki gua Tsur. Jarak tempuh lebih jauh.
6) Habis Shubuh kami berangkat, masih gelap. Kami berpapasan dengan orang2 yg turun. Jam 1 dinihari mereka naik.
7) Di gua Tsur terbayang perjuangan Asma binti Abu Bakar ra, yg hamil tua tapi mau naik turun ke gua Tsur (membawa makan minum untuk Nabi dan Abu Bakar -red). Sangat luar biasa beratnya.
8) Ya Rasulullah SAW & Abu bakar ra, sungguh berat perjuangan Anda berdua saat hijrah!
9) Bila aura inspirasi terkait gua Hira, maka untuk gua Tsur aku tertarik dg pengunjungnya yg mayoritas Turki. Sekitar 85-95%.
10) Bukan hanya pemuda2nya, tapi kakek dan nenek2 Turki pun naik ke gua Tsur meski tertatih2. Subhanallah.
11) Sesekali kami berkomunikasi. Mereka senang ketika kami menyebut nama Erdogan. Kami pun berfoto2 dg mereka.
12) Kami berdua sepakat, orang2 Turki itu memiliki mental pemimpin karenanya mereka menyukai napak tilas hijrahnya Nabi SAW.
13) Jadi meski susah payah mereka lakukan juga. Mental pemimpin mereka mampu mengalahkan rintangan.
14) Saya berharap muslim Indonesia kelak memiliki mental memimpin dunia agar Allah berkahi kita sbg bangsa yg besar.
15) Apakah harapan saya akan terwujud? Semoga.
*dari twitter Ust. @dedhi_suharto (8/10/2015)
