Generasi ini dilahirkan dari rahim Intifadhah Al-Aqsha. Mereka yang gugur digelari dengan syuhada karena kepahlawanan mereka dan pengorbanan mereka. Mereka lahir dan tumbuh pada era dimana penjajah Israel sangat keras namun heroisme dan pengorbanan pejuang Intifadhah tak kelah kuatnya. Itulah yang menumbuhkan semangat baja luar biasa dalam generasi Intifadhah Al-Quds saat ini.
Generasi Intifadhah Baru
Penyair Palestina Abdur Rahman menegaskan, generasi ini tidak kenal menyerah, tidak takut ujian seberat apapun, pun tidak gentar akan jeruji besi Israel atau Otoritas Palestina. Hati mereka kuat tak terpecahkan, percaya diri kepada Allah, dan generasi yang pernah melihat sendiri bagaimana ketegaran Palestina dalam perang Al-Furqan, perang Hijarah Sijjil dan Ashful Ma’kul.
Generasi inilah yang menurut Abdur Rahman sebagai pencipta Intifadhah, generasi pilihan di Gaza, generasi penikam penjajah di Al-Quds dan Tepi Barat dan generasi yang tidak mengenal hitung-hitungan serta tidak pernah ragu-ragu.
Ia menambahkan, langkah perundingan yang dipilih oleh Otoritas Palestina pimpinan Abbas sudah tidak berlaku lagi dan tidak mungkin kembali. Mereka kini sedang menuju pembebasan. Keterlibatan mayoritas pemuda Palestina dalam konfrontasi dengan penjajah menunjukkan kepercayaan kelompok perlawanan dan Intifadhah sudah mengakar dalam diri bangsa Palestina.
Meluruskan Pandangan Salah
Pengamat politik Eyad Al-Qara menilai, generasi Intifadhah Al-Quds saat ini adalah kelanjutan dari generasi-generasi sebelumnya dalam melawan penjajah. Namun mereka memiliki keunikan dimana mereka sempat mengalami ujian dan usaha menghilangkan eksistensi gerakan ini. Di antaranya, generasi ini teruji oleh perangkap budaya 'perundingan damai' dalam memecahkan persoalan Palestina yang didengungkan rezim Abbas. Mereka berhasil lolos menghadapi ujian ini.
Al-Qara menegaskan kepada Pusat Informasi Palestina, generasi ini mengungkap kesalahan solusi perundingan damai dan kegagalan proyek-proyek turunannya. Generasi ini kemudian memutuskan untuk menempuh jalan revolusi, membelot dan melawan penjajah sebagai jalan untuk membebaskan diri dari kezhaliman.
Al-Qara menyatakan, keterlibatan remaja dan sebagian besar masih pelajar perguruan tinggi Palestina, termasuk terbesar yakni Berzet dan An-Najah menunjukkan identitas generasi Intifadhah saat ini.
Pemuda Revolusiner
Aktivis pemuda Wail Abu Muhsin menegaskan, pemuda Palestina saat ini sangat bersemangat dalam aksi Intifadhah, mereka haus kebebasan tanah mereka dan harga diri mereka serta anti terhadap pelanggaran Israel setiap hari di Al-Quds. Lebih-lebih generasi Intifadhah kali melihat dengan bukti nyata bahwa kekuatan militer Israel yang konon tidak tertandingi ternyata ringkih ketika berhadapan dengan pejuangan perlawanan di Gaza.
Ia menambahkan, Intifadhah akan terus berlanjut dan akan menjadi bibit dari pembebasan semua wilayah Palestina.
Generasi muda adalah unsur paling penting sebuah bangsa. Ini bukan pertama kalinya mereka terlibat dalam perlawanan seperti di Intifadhah pertama, merekalah yang membawa sabuk bom dan membunuh penajajah Israel. Sebut misalnya, Ayat Akhras, Rema Riyashi dan lainnya.
Sumber: infopalestia.com