Di tengah maraknya penyerangan dan perlawanan rakyat Palestina atas Israel menggunakan pisau dan batu, gadis-gadis Palestina tidak hanya berdiam diri saja di rumah mereka.
Mereka pun turut ikut turun ke medan konfrontasi bersama para pemuda Palestina untuk melawan Zionis Israel. Mereka menutup wajahnya dengan kafiyeh (kain penutup kepala yang biasa digunakan orang Arab) dan melempar tentara Israel dengan batu. Posisi mereka sama seperti posisi para pemudanya, demikian lansir Al Jazeera (13/10/2015)
“Karena membela negara adalah tanggung jawab seluruh warga Palestina”, kata sebagian mereka, seperti yang dikutip oleh Reuters di Tepi Barat, dimana bentrok antara tentara dan rakyat Palestina semakin menegang.
Salah seorang gadis Palestina yang ikut serta dalam aksi protes mengatakan bahwa keluarganya tidak mengetahui keikutsertaannya dalam aksi ini. Dia beralasan pergi kuliah di Universitas Ramalah saat terjadinya aksi perlawanan antara tentara Israel dan rakyat Palestina selama 2 minggu yang lalu yang merupakan dampak dari aksi serupa di Al-Quds dan tepi barat.
Aksi perlawanan kali ini berbeda dengan aksi-aksi perlawanan sebelumnya dimana kali ini rakyat Palestina melakukan perlawanan dengan aksi penusukan, penembakan, dan menabrakkan mobilnya ke warga Israel. Mereka melakukan semua itu bukan karena unsur politik, sebagaimana yang dikatakan salah seorang mahasiswi bahwa ia ikut turun untuk menjadi saksi terhadap apa yang disiarkan televisi tentang penyerangan-penyerangan tentara Israel di Masjid Al-Aqsha.
Gadis itu menutup wajahnya dengan kafiyeh berwarna hitam dan putih dan mengumpulkan bebatuan untuk digunakan pemuda-pemuda Palestina barisan depan melempari tentara Zionis Israel.
Di Universitas Berzeit, dekat dengan Ramalah, seorang pelajar lain mengatakan, “kita ingin mengakhiri penjajahan dan penyerangan terhadap Masjid Al-Aqsha.”
Pemuda itu mengenakan penutup wajah., di tangannya ia menggenggam sebuah ketapel untuk menembakkan batu ke arah tentara Israel dari jarak 200 meter.
Perdana Menteri Israel, Benyamin Nethanyu menyebut pelaku penusukan yang terus terjadi setiap harinya sejak sebulan yang lalu sebagai “Serigala-serigala yang terisolasi ” dan ia akan berusaha menghalangi aksi-aksi serupa yang terkenal dengan “Perlawanan dengan pisau”.
Pada saat-saat terakhir sebelum seorang pemuda Palestina bernama Muhammad Halabi (19 th) menusuk 2 warga Israel hingga tewas di kawasan Al-Quds, ia menulis sebuah postingan dalam akun facebooknya, “membela Al-Aqsha adalah kemuliaan kita, membelanya merupakan sebuah kewajiban dengan cara dan wasilah apapun.”*/Auliya El Haq
Sumber: Hidayatullah