Aziz Sancar (born 8 September 1946) is a Turkish biochemist and molecular biologist specializing in DNA repair, cell cycle checkpoints, and the circadian clock.
In 2015, he was awarded the Nobel Prize in Chemistry along with Tomas Lindahl and Paul L. Modrich for their mechanistic studies of DNA repair.
He is the co-founder of the Aziz and Gwen Sancar Foundation which is a non-profit organization to promote Turkish culture and to support Turkish students and in the United States. [wikipedia]
***
Tiga ilmuwan meraih Nobel Kimia terkait pemulihan DNA
Penghargaan Nobel Kimia 2015 diberikan kepada Tomas Lindahl, Paul Modrich, dan Aziz Sancar terkait temuan dalam perbaikan DNA.
Upaya ketiganya -seperti diumumkan dalam konferensi pers di Stockholm, Swedia, Rabu 7 Oktober- berhasil mengungkap mekanisme yang digunakan sel-sel untuk memulihkan DNA, yang merupakan proses penting dalam sel hidup dan kanker.
Claes Gustafsson dari Komite Nobel mengatakan para penerima penghargaan 'telah menjelaskan proses pada tingkat molekul yang menjaga integritas genome kita'.
Prof Lindahl yang merupakan warga Swedia melakukan penelitian di Inggris selama lebih dari tiga dekade.
"Ini kejutan. Saya tahu bahwa selama beberapa tahun saya biasanya dipertimbangkan untuk dapat penghargaan itu, namun begitu juga dengan ratusan orang lainnya. Saya merasa beruntung dan bangga bisa terpilih hari ini," kata Lindahl, dari Lembaga Francis Crick kepada para wartawan.
Sedangkan Prof Aziz Sancar yang berasal dari Turki bekerja di Universitas North Carolina, Amerika Serikat dan Prof Paul Modrich merupakan guru besar di Universitas Duke, juga di North Carolina.
Hadiah uang sebesar US$970.000 atau sekitar Rp13 miliar akan dibagi diantara ketiga pemenang.
Sebelumnya sudah diumumkan peraih Nobel Fisika yaitu Takaaki Kajita dan Arthur McDonald yang menemukan bagaimana neutrino berpindah ke berbagai 'rasa'.
Sedang Nobel Kedokteran dianugerahkan kepada William C Campbell, Satoshi Omura, dan Youyou Tu.
Sumber: BBC